Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Agam mendukung aksi MUI Sumbar untuk menolak pembangunan Rumah Sakit (RS) Siloam di Sumatera Barat. Pembangunan itu dikhawatirkan bisa berdampak pada akidah dan kemurtadan masyarakat Sumbar, sehingga dipandang perlu untuk menolak pembangunan tersebut.
“Dari awal kami konsisten dan secara tegas menolak pembangunan RS Siloam. Dari segi ekonomi, memang pembangunan tersebut akan membantu perekonomian warga. Namun dari sisi lain, akan merusak akidah masyarakat dan generasi muda,” ujar Ketua MUI Kabupaten Agam, Fauzi Damrah Dt. Bagindo, kepada RRI Jum’at (20/12/2013).
Fauzi Damrah menjelaskan, selama ini telah banyak orang asli Minang yang menjadi murtad, karena terbujuk rayuan materi. Bahkan ironisnya, sejumlah orang Minang asli ada yang menjadi pendeta. Menurutnya, tak tertutup kemungkinan dibangunnya RS Siloam oleh pengusaha non muslim itu bisa mengarah pada aksi pemurtadan.
Untuk menyelamatkan generasi muda dari aksi pemurtadan itu, MUI Kabupaten Agam juga akan menyelipkan pembekalan akidah serta memperdalam ilmu ke-Islaman. Kegiatan tersebut dikemas dalam bentuk Pengkaderan Imam dan Khatib yang dilakukan mulai 20 hingga 23 Desember 2013.
Terlepas dari masalah pemurtadan itu, Fauzi Damrah Dt. Bagindo menilai saat ini jumlah dan keberadaan imam dan khatib di Kabupaten Agam masih minim, sehingga diperlukan pengkaderan bagi Imam dan Khatib yang ada di Agam ini.
Ia menuturkan, kegiatan pengkaderan imam dan khatib memang baru pertama kali dilakukan di Kabupaten Agam. Dikatakannya, tujuan dilaksanakannya pengkaderan ini adalah untuk melaksanakan program kerja MUI Agam di bidang Dakwah dan Islamiyah, serta mengantisipasi kelangkaan imam dan khatib di Kabupaten Agam, di mana keberadaan imam dan khatib sangat penting dalam pengembangan agama Islam dan keselamatan umat Islam di era globalisasi ini.
“Saat ini memang terasa kelangkaan imam dan khatib yang siap untuk berkiprah dalam pengembangan agama Islam, begitu pula orang-orang yang akan menjadi imam shalat, banyak bacaan yang kurang fasih. Oleh sebab, itu MUI Agam mengambil langkah cerdas untuk menyelanggarakan pengkaderan imam dan khatib ini,” tegas Fauzi Damrah.