Yayasan Jalinan Kasih Bunda (JKB) Kota Payakumbuh, peduli dengan pendidikan seorang gadis mualaf, pelajar SMP Negeri 5 Payakumbuh. Ketua JKB Hj. Rasyidah Suwandel Muchtar didampingi sejumlah pengurus, menyerahkan bantuan pendidikan kepada pelajar bersangkutan melalui Kepala SMPN 5, Dalius, S.Pd, dalam acara di sekolah setempat, Kamis (10/10).
Bantuan yang diserahkan meski tidak besar, tapi cukup meringankan beban Krisyanti. Kepala SMPN 5 Dalius, memberikan apresiasi kepada pengurus Yayasan JKB yang peduli dengan dunia pendidikan. “Kami tak memandang besarnya, tapi kepedulian Yayasan JKB dalam dunia pendidikan ini sungguh membuat kami lega dan pantas memberikan apresiasi kepada Yayasan JKB. Mudah-mudahan, segala yang diberikan menjadi amal saleh di sisi Alah SWT,” sebut Darius.
Ketua Yayasan JKB Payakumbuh Ny. Rasyidah Suwandel, mengemukakan, bantuan yang diserahkan berasal dari dana yang dihimpun Yayasan JKB dari sejumlah donator. Kepedulian yayasan, tidak hanya dibidang pendidikan, tapi juga menyentuh masyarakat kalangan bawah, terutama bagi mereka yang membutuhkan pertolongan kesehatan kronis. Tidak hanya bantuan finansial, tapi Yayasan JKB juga memfasilitasi keluarga bersangkutan untuk mendapatkan pertolongan medis SKPD terkait, katanya.
Harapan kita, sebut Ny. Rasyidah Suwandel, bantuan yang diberikan mudah-mudahan bakal memotivasi Krisyanti, pelajar kelas III itu, menjalani pendidikannya hingga perguruan tinggi.
Krisyanti, anak ketiga dari lima bersaudara, pasangan keluarga Fotuho dan Yustina, yang kini bermukim di Sibolga, Sumut. Keinginan Krisyanti pindah agama, dari Kristen Protestan ke Islam, didasari keinginan sendiri. Ia meyakini, ajaran Islam sangat berbeda dari agama yang dipeluk sebelumnya. Makanya, setiap belajar agama di SMPN 5, sejak kelas I dulu, Krisyanti, mengaku tak mau meninggalkan ruang kelas, meskipun guru agama sudah menyuruhnya untuk keluar kelas.
“Saya tak mau meninggalkan jam belajar agama, karena saya ingin mengetahui ajaran Islam seutuhnya. Dan beberapa kali mengikuti pelajaran agama, membuat Krisyanti makin kuat memeluk Islam,” akunya.
Lafas syahadat diucapkan Krisyanti didepan Ketua MUI Payakumbuh H. Mismardi, BA, di Kantor Kementerian Agama Payakumbuh, lebih kurang setahun lalu. Sekarang, Krisyanti diasuh oleh seorang guru SMPN 5, bernama Buk Neng. “Saya menjadi anak asuh buk Neng, meski komunikasi dengan orang tua saya tetap lancar,” aku Krisyanti seusai menerima bantuan.