Ketua Kelompok Tani Tanjung Subur Kelurahan Kapalo Koto, di Nagari Aur Kuning, Kecamatan Payakumbuh Selatan, Joni Saputra, menerima penghargaan Produksi Pertanian Berdaya Saing (PPBS) 2013, dari Menteri Pertanian RI, Suswono. Penghargaan untuk kategori manajemen bisnis itu, diserahkan Menteri Suswono kepada Joni Saputra, didampingi Kadis Pertanian Iqbal Bermawi, dalam acara disebuah hotel berbintang lima di Jakarta, 28 September lalu.
Kepala Dinas Pertanian Payakumbuh Iqbal Bermawi, menginformasikan, Sabtu (7/12), penghargaan yang diterima Joni Saputra, dinilai Mentan Suswono, akibat kegigihan yang bersangkutan dalam mengembangkan dan mengelola tanaman perkebunan kakao menjadi coklat. Keltan Tanjung Subur sukses menjadikan tanaman ini untuk peningkatan kesejahteraan anggota, meski baru mampu memproduksi coklat 12 Kg/hari.
Menurut Iqbal, tahun 2013 ini memang hokinya Joni Saputra. Pria berusia 45 tahun itu, baru saja diberi reward oleh Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno, untuk meningkatkan kemampuannya dalam mengolah coklat di Kota Paris, Perancis. Menyusul, ditetapkannya Keltan Tanjung Subur sebagai juara pertama Lomba Tanaman Pengolahan Perkebunan Tingkat Sumatera Barat, 2013. Di Kota Paris, Joni Saputra berpartisipasi dalam kegiatan Pameran 19th Salon du Chocolat Chocolate Show 2013, dari tanggal 28 Oktober sampai 5 November 2013.
Anugerah PPBS Award yang diterima Keltan Tanjung Subur, dikatakan Iqbal, bakal meyakinkan Kementerian Pertanian untuk membantu Keltan Tanjung Subur mendapatkan pabrik coklat yang lebih besar kapasitas produksinya. Proposal mesin pengolahan coklat itu sudah diajukan ke Mentan, menyusul kunjungan Mentan Suswono meresmikan pabrik mini Chocato (Coklat Kapalo Koto) Payakumbuh, Mei 2013 lalu.
Produksi Chocato baru dalam bentuk serbuk dan kemasan permen, dan sudah dinikmati Menteri Pertanian Suswono dan Gubernur Irwan Prayitno saat peresmian pabrik coklat.
Di Nagari Aur Kuning, sekarang ini tercatat 80 hektar tananam kakao, dan diseluruh Kecamatan Payakumbuh Selatan, mencapai lebih kurang 150 hektar. Kakao permentasi milik petani itu, ditampung semuanya oleh pabrik mini coklat Tanjung Subur. “Kami hanya menerima kakao permentasi. Yang tidak permentasi tidak kita terima,” tegas Joni.
Menurut Joni Saputra, permintaan terhadap coklat murni produksi Tanjung Subur, sangat tinggi, mencapai ratusan kilogram per hari. Tapi, Tanjung Subur baru mampu memproduksi belasan kilogram setiap hari.