Padang – Manajer Pelayanan Jasa Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II Cabang Teluk Bayur Suswantoro optimistis volume dan lalulintas barang di pelabuhan itu tahun ini melebihi realisasi tahun 2014, di tengah krisis ekonomi global kini.
“Kalau tahun 2014, total kunjungan kapal mencapai 2.659 unit. Sedangkan untuk arus barang sebanyak 12.084 ton,” kata Suswantoro didampingi Kepala Humas dan Pemasaran Pelindo II Cabang Teluk Bayur Harry Hartadi di Padang, Senin.
Data realisasi lalu lintas barang berdasarkan komoditi di Pelindo II Cabang Teluk Bayur hingga Agustus 2015 mencatat adanya peningkatan 3-5 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya dari 7,4 juta ton, menjadi 7,7 juta ton untuk komoditi curah dan “bag cargo”.
Untuk peti kemas, juga terjadi peningkatan, dari 43,704 TEUs periode Januari-Agustus 2014, menjadi 45,309 TEUs pada periode Januari-Agustus tahun ini.
Sedangkan untuk barang kemasan juga mengalami peningkatan tahun ini menjadi 41,764 box, dari 40,836 box pada tahun sebelumnya.
Sedangkan untuk arus lalu lintas kapal, lanjutnya, mampu mengalami peningkatan di kisaran 10-15 persen.
“Seharusnya kenaikkan arus barang juga harus berbanding lurus dengan kenaikkan lalulintas kapal. Tapi kali ini, pertumbuhan jumlah kapal berselisih jauh dari peningkatan jumlah komoditi,” tuturnya.
Ia menjelaskan, tidak seimbangnya pertumbuhan lalulintas kapal dibanding pertumbuhan komoditi tak lepas dari pengaruh lesunya perekonomi global saat ini.
Akibatnya, sebagian besar negara tujuan ekspor Sumbar seperti Amerika Serikat, India dan Tiongkok dan sebagian negara-negara di kawasan Eropa mulai mengurangi permintaan batubara, karet dan crude palm oil (CPO).
“Ini hampir terjadi di semua pelabuhan di Indonesia saja. Jadi, tidak di Pelabuhan Teluk Bayur saja,” ujarnya.
Dirinya berharap, semua kebijakan yang dikeluarkan pemerintah pusat mampu menjadi pendorong perbaikan ekonomi dalam negeri.
Selain itu, ia juga mengharapka pemerintah daerah untuk terus mendorong ekspor berbagai jenis produksi lokal lainnya, selain batubara, kakao dan CPO. (Ant/Oleh Eko Fajri)