Painan – Tampil bersahaja, Presiden Joko Widodo hadir di Kawasan Pariwisata Bahari Terpadu Mandeh, Sumatera Barat, Sabtu (10/10). Suasana pidato Presiden Jokowi juga sangat santai, nyaman, banyak memancing gelak tawa, tetapi sangat santun.
“Saya tadi kaget, waktu masuk di kawasan ini. Betapa besar anugerah Allah SWT yang perlu kita syukuri. Indah sekali alam Mandeh ini,” ucap Presiden Jokowi dalam ritme yang sangat pelan.
Setelah melihat itu, lanjut Jokowi, timbul pertayaan pada dirinya. “Kawasan sebagus ini mau dijadikan apa? Saya ingin Pak Gubernur, Pak Bupati bertanya dulu kepada masyarakat. Bermusyawarah yang baik,” ungkapnya dengan mimik yang sangat serius.
Sumatera Barat ini, lanjut Jokowi, memiliki banyak potensi wisata. Ada wisata bahari, pantai, laut, bawah laut dan pulau-pulau indah di Mandeh dan Sungai Nyalo, di Pesisir Selatan ini. Ada Danau Maninjau dan Danau Singkarak yang berada di atas bukit yang cantik. Ada Kota Pusaka di Sawahlunto. “Kalau di sini sudah jadi, saya minta dibuatkan paket destinasi wisata yang mencakup tiga objek itu menjadi satu. Dengan begitu Menteri Pariwisata (Arief Yahya) mudah untuk mempromosikan destinasi menarik di Sumatera Barat,” usul mantan Gubernur DKI dan Wali Kota Solo itu.
Oleh karena itu, Presiden Jokowi memerintahkan kepada Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono yang juga hadir di Sungai Nyalo itu untuk mempercepat pembangunan jalan 56 kilometer dari Padang, yang saat ini sudah sampai pada tahap pengerasan.
Di akhir pidato, Jokowi kembali mengingatkan Menteri Pariwisata Arief Yahya, agar memperkuat promosi, promosi, dan promosi. Menpar Arief Yahya memaparkan pengembangan kawasan pariwisata bahari terpadu Mandeh, merupakan percontohan, membangun ekonomi dari pintu pariwisata, yang diharapkan bisa menginspirasi daerah lain di Indonesia. Kawasan Mandeh ini kurang lebih 18.000 Ha, potensi terumbu karang 70,32 hektare, mangrove 313,32 hektare, dan keragaman hayati 404,55 hektar. Jarak dari Padang 56 km, waktu tempuh masih 2-3 jam. “Tetapi kalau jalan lingkar sudah selesai, 2 tahun lagi, cukup 45 menit dari Padang,” kata Arief Yahya.
Soal keindahan, kata Arief, Mandeh Pesisir Selatan ini dijuluki “The Paradise of the South” surga dari selatan.
Positioning-nya, potensi alamnya, mirip Raja Ampat, Papua. Plusnya, di sini bisa bermain paralayang, dan cocok untuk wisata keluarga. “Karena itu, Mandeh kami sebut sebagai Raja Ampat-nya Sumatera,” jelas Arief Yahya yang membuat bangga warga di sana.