Yogyakarta – Menilik potensi karir milenial ke depan maka akan bersinggungan dengan banyaknya hal kreatif mencuat ke permukaan. Sayang, pada 2020 nanti 40 persen pekerjaan akan hilang karena adanya transformasi di dunia kerja. Meskipun IDC memperkirakan 40 persen inisiatif transformasi digital di Asia Pasifik akan didukung oleh kemampuan Artificial Intelligence (AI) pada tahun 2020.
Dihadapan 176 penerima manfaat Beastudi Etos dan umum, Urip Budiarto, Direktorat Keuangan Inklusif, Dana Sosial Keagamaan, dan Keuangan Mikro Syariah. KNKS, memastikan angka tersebut akan semakin besar jika milenial tak menyegerakan diri untuk memiliki dan belajar mendapatkan skill terbaik.
“Di masa depan keahlian akan lebih dilirik dan menjadi penting di dunia karir. Perlu pemahaman akan hal ini. Apa kalian sudah mempersiapkan diri untuk bersaing?” ujar Urip di Auditorium MM UGM pada Sabtu (03/08).
Urip menjelaskan jika sebentar lagi dunia akan memasuki revolusi keempat di mana dunia akan mengandalkan artificial intelligence dibandingkan manusia.
“Yang perlu kita pahami ialah basis pendukung untuk menciptakan masyarakat lebih baik agar tak kalah dengan artificial intelligence. Pertama tanamkan mindset paradigma masyarakat 4.0; Kedua prinsip mengutamakan kebaikan untuk semua orang; Ketiga ciptakan masyarakat yang memiliki pikiran untuk membangun ekonomi 4.0,” katanya.
Sebelum menutup materinya Urip menekankan bahwa tantangan hari ini Indonesia memiliki ketimpangan yang sangat besar pengaruhnya pada milenial. Ia mengungkapkan perlu adanya kehati-hatian dalam memiliki kebiasaan.
“Kebiasaan jelek walau kecil bila dilakukan berulang-ulang akan berpengaruh pada sosok kita di masa depan,” tutup Urip. (AR)
