Jambi – Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Jambi M Thahir memastikan bahwa jamaah haji asal Jambi tidak ada yang menjadi korban jiwa atas beberapa peristiwa yang terjadi di tanah suci, Mekkah.
“Tidak ada Jamaah Provinsi Jambi yang menjadi korban berbagai peristiwa di Mekkah seperti puting beliung, badai pasir, robohnya ‘crane’ di Masjidil Haram, tragedi di Mina dan kebakaran hotel,” kata M Thahir di Jambi, Senin.
Jamaah haji saat ini katanya terkonsentrasi ibadah sunat di Masjidil Haram sembari menunggu waktu ke Madinah dalam rangka melaksanakan ibadah “Arbain”.
“Para jamaah sudah kembali dari Mina, mereka sekarang melaksanakan rangkaian ibadah sunat di Masjidil Haram, Mekkah. Kita berharap dalam rangka melaksanakan ibadah ‘Arbain’ dan semua kegiatan jamaah di Madinah nanti dapat berjalan normal,” kata Thahir.
Jamaah kata Thahir mulai diberangkatkan ke Madinah pada tanggal 10 Oktober. Dan delapan hari kemudian jamaah Jambi kloter 16 mulai kembali ke tanah air, langsung menuju Bandara Hang Nadim Batam.
Sementara terkait kepulangan jamaah dari Batam ke Jambi, Thahir mengatakan masih akan dirapatkan dengan Kemenag empat Provinsi karena jalur pemulangan bisa saja tidak sesuai jadwal awal mengingat bencana kabut asap di Jambi hingga hari ini masih terjadi.
“Saya akan rapat koordinasi di Batam pada tanggal 2 Oktober bersama perwakilan empat provinsi di Sumatera.
Rapat itu membahas bagaimana pemulangan jamaah jika cuaca memburuk akibat asap. Tapi mudah-mudahan cuaca akan membaik dan jamaah dari Batam bisa diterbangkan ke Bandara Jambi,” katanya menjelaskan.
Jika kondisi kabut asap masih pekat menyelimuti Jambi saat jadwal pemulangan jamaah dan tidak memungkinkan untuk pesawat mendarat di Bandara Sultan Thaha Jambi, maka ada dua alternatif pemulangan.
Pertama, jamaah terbang dari Batam menuju Bandara Palembang lalu jamaah menempuh jalur darat menuju Jambi.
Alternatif kedua yakni dari Batam jamaah dipulangkan melalui jalur laut dan berlabuh di pelabuhan Kuala Tungkal, Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Kemudian dari Tungkal jamaah menempuh jalur darat untuk sampai di Jambi.
Namun Thahir belum bisa memastikan pilihan yang diambil karena masih akan berkoordinasi dengan empat perwakilan daerah dan pemerintah Provinsi Jambi.
“Ada dua alternatif, lewat Bandara Palembang atau lewat laut. Akan kita kaji dulu. Tapi kita semua berdoa mudah-mudahan cuaca di Jambi saat jadwal pemulangan jamaah membaik. Dan mudah-mudahan pemulangan sesuai ‘schedule’ (jadwal),” ujarnya.
Hingga saat ini, lanjutnya, empat jamaah haji Jambi meninggal di tanah suci. Terakhir jamaah kloter 17 atas nama Sopii Rani Said bin Rani (62) karena gagal jantung. Sopii merupakan jamaah asal Kota Jambi yang bertempat tinggal di Kecamatan Jelutung.
“Empat jamaah Jambi semua meninggal karena sakit. Dan satu jamaah sempat dirawat karena terkena percikan batu saat robohnya ‘crane’ di Masjidil Haram. Tapi itu tidak membahayakan dan jamaah itu kembali bergabung dan melaksanakan puncak haji,” katanya menambahkan.
Dengan kondisi cuaca ekstrem di Mekkah, Kemenag Jambi kata Thahir terus mengimbau jamaah melalui ketua kloter dan tim medis untuk tidak banyak menghabiskan waktu di luar pemondokan.
Jamaah juga dianjurkan untuk lebih banyak minum air sebagai upaya menghindari dehidrasi. (Ant/Oleh Dodi Saputra)