Penulis: Boby Febri Krisdianto
Pada suatu pagi di bulan Oktober, ruang rawat inap neurologi RSUP dr. M. Djamil Padang terasa berbeda. Biasanya, ruangan ini dipenuhi dengan suara desisan alat medis dan atmosfer yang hening. Namun, pada Jumat, 27 Oktober 2023, pukul 10.15 WIB, suasana ruangan berubah menjadi lebih hangat dan hidup. Sebanyak 17 orang, yang merupakan keluarga dari pasien yang sedang menjalani bedrest, berkumpul di ruangan tersebut.
Pada Jumat tersebut diadakan sebuah seminar mengenai peran keluarga dalam mencegah dekubitus atau luka tekan pada pasien yang mengalami bedrest. Acara ini dihadiri oleh Ns. Boby Febri Krisdianto, M.Kep, yang merupakan dosen pembimbing mahasiswa Program Profesi Keperawatab UNAND
Mereka hadir untuk mendengarkan presentasi dari Latifah Nisau’Ul Husna, seorang presenter yang akan membahas topik penting tersebut. Dekubitus adalah kondisi yang sering terjadi pada pasien yang harus berbaring di tempat tidur selama 24 jam setiap hari, yang disebut dengan bedrest. Kondisi ini bisa membawa dampak buruk jika tidak ditangani dengan benar, seperti kerusakan integritas kulit, abrasi, dan luka tekan.
Tekanan yang berkepanjangan pada area kulit yang sama bisa menyebabkan jaringan kulit mati karena aliran darah yang terhambat. Faktor-faktor seperti berkurangnya massa otot dan penurunan fungsi tubuh juga mempengaruhi toleransi tubuh terhadap tekanan ini. Di Indonesia, prevalensi dekubitus terus meningkat, mencapai angka 33% di rumah sakit. Komplikasi ulkus dekubitus dapat dicegah dengan meningkatkan peran keluarga dan meningkatkan pengetahuan keluarga dalam pencegahan ulkus dekubitus. Kurangnya peran keluarga dalam pencegahan ulkus dekubitus dapat dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan keluarga terhadap tanda-tanda terjadinya ulkus dekubitus.
Dekubitus bisa dicegah dengan berbagai cara, seperti massage menggunakan Virgin Coconut Oil (VCO) dan perubahan posisi setiap 2 jam. Tujuannya adalah untuk melancarkan sirkulasi darah dan mengurangi gesekan pada area yang tertekan. VCO adalah minyak kelapa murni yang dihasilkan tanpa pemanasan, sehingga kandungan zat-zat baik di dalamnya tetap terjaga.
Dalam presentasinya, Latifah menekankan pentingnya tindakan pencegahan yang harus dilakukan sedini mungkin dan melibatkan anggota keluarga. Pasien yang mengalami bedrest dalam waktu lama tanpa bisa mengubah posisi sendiri berisiko tinggi terkena dekubitus. Sayangnya, banyak keluarga pasien yang belum mengetahui cara mencegahnya.
Untuk itu, peran keluarga sangat penting dalam mencegah terjadinya luka dekubitus. Jika hanya mengandalkan tenaga keperawatan yang tidak sebanding dengan jumlah pasien, maka terapi ini tidak akan berjalan efektif. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan peran dan pengetahuan keluarga dalam mencegah luka dekubitus pada pasien dengan tirah baring lama.
Beberapa langkah yang bisa dilakukan keluarga dalam membantu pencegahan dekubitus antara lain merubah posisi pasien, membantu pasien dengan posisi tengkurap, menata bantal di sebelah pasien, memiringkan pasien ke arah bantal, menekuk lutut kaki yang atas, dan memastikan posisi pasien aman. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam menjaga integritas kulit pada pasien dengan tirah baring lama adalah menjaga kebersihan kulit dan personal hygiene untuk menghindari terjadinya infeksi. Keluarga perlu memperhatikan kebersihan kulit pasien dengan memandikan pasien setiap hari, segera membersihkan feses atau urin dari kulit karena bersifat iritatif terhadap kulit, dan menjaga kulit agar tetap kering
Berdasarkan pengamatan selama 3 hari di ruangan rawat inap neurologi RSUP dr. M. Djamil Padang, ditemukan bahwa 17 dari 20 pasien bedrest berisiko mengalami luka dekubitus. Beberapa di antaranya bahkan sudah memiliki luka dekubitus dengan tingkat keparahan yang berbeda-beda. Dari hasil wawancara, didapatkan bahwa sebagian besar keluarga pasien belum mengetahui cara mencegah luka dekubitus.
Seminar ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keluarga dalam mencegah dekubitus. Dengan melibatkan keluarga dalam perawatan sehari-hari, terapi pencegahan dekubitus dapat berjalan lebih efektif. Seminar ini menjadi pengingat bahwa penanganan kesehatan pasien bukan hanya tanggung jawab tenaga kesehatan, tetapi juga melibatkan peran serta keluarga pasien.