Sekretaris Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA) Kementerian PU Republik Indonesia, Ir. Mujiadi, M.Sc, pimpin langsung tim Penilaian Kinerja Pemerintahan Daerah Pekerjaan Umum (PKDP-PU) Bidang Pengairan ke Payakumbuh, Senin (4/11). Kota Payakumbuh disampaikan Sekretaris Ditjen SDA Mujiadi, masuk nominasi tiga besar dalam kegiatan PKDP-PU Bidang Pengairan 2013 antarkota di Indonesia.
Sebelum turun ke lapangan, rombongan tim penilai yang melibatkan seluruh direktur di lingkungan Ditjen SDA, diterima pasangan Walikota Payakumbuh Riza Falepi dan Wakil Walikota H. Suwandel Muchtar di ruang kerja Walikota. Dalam penyambutan ini juga hadir Kadis PU Ir. Muswendri Evites, Kadis Pertanian Drs. Iqbal dan sejumlah pejabat terkait lainnya di lingkungan PU dan PDAM Payakumbuh.
Dalam pertemuan singkat itu, Walikota Riza Falepi menyampaikan komitmen Pemko dan DPRD dalam pembangunan bidang pengairan di kota ini. Keterbatasan finansial daerah, dikatakan Walikota, dalam membangun infrastruktur pengairan dan normalisasi sungai di kota ini, banyak mendapat bantuan dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Propinsi. “Jika tak dibantu Kementerian PU sulit bagi Payakumbuh dalam membangun irigasi teknis dan melakukan normalisasi sungai di kota ini,” sebut Riza.
Dikatakan, sejak Oktober 2012 hingga sepanjang tahun 2013 ini, Dinas PU Payakumbuh, melakukan perbaikan menyeluruh terhadap saluran irigasi primer dan sekunder serta normalisasi Sungai Batang Agam, Sungai Batang Pulau dan Sungai Batang Lampasi di kota ini. Untuk perbaikan irigasi dan normalisasi ketiga sungai besar dan kecil yang membelah Payakumbuh, menelan biaya lebih kurang Rp45,3 Miliyar.
Pekarjaan irigasi Sungai Batang Agam dengan alokasi dana Rp2,2 M, akan mampu mengairi 530 hektar sawah, mulai dari Kelurahan Daya Bangun, Labuh Baru, Muaro sampai ke Kelurahan Kubu Gadang, Balai Batimah dan Payobasung. Sedangkan, normalisasi Sungai Batang Agam dan Batang Lampasi dengan dana tersedia Rp4,6 M, membuat dan pengamanan tebing sungai dengan kawat bato baroronjong dari Jembatan Ibuh ke Jembatan Ratapan Ibu di Jalan A. Yani Payakumbuh serta di kawasan Kelurahan Payolinyam.
Sementara itu, normalisasi Sungai Batang Lampasi dari Kelurahan Tanjung Anau sampai ke Kelurahan Balai Betung dan Talawi, sepanjang lebih kurang 1,5 Km menelan biaya sekitar Rp38,5 M. Proyek-proyek yang tengah dipacu pekerjaanya itu akan ditinjau ke lapangan oleh tim penilai PKPD-PU.
Pelaksanaan pembangunan infrastruktur irigasi dan normalisasi sungai di Payakumbuh itu, berdasarkan laporan tertulis yang diterima Ditjen SDA Kementerian PU sudah lebih baik dibanding peserta lainnya. Karena itu, tim penilai PKDP-PU Bidang Pengairan perlu melakukan verifikasi ke Payakumbuh, guna menetapkan daerah mana yang terbaik di Indonesia, sebut Kadis PU Muswendri.
Tuntaskan Keluhan Petani
Pekerjaan sejumlah irigas teknis dan normalisasi sungai di Payakumbuh itu, menurut Kadis PU Payakumbuh Muswendri Evites, sedikit mengganggu petani turun ke sawah. Karena dampak pekerjaan itu, sawah-sawah penduduk, terutama di kawasan Nagari Lampasi Kecamatan Latina dan kawawan Koto nan Gadang, Kecamatan Payakumbuh Utara, tidak berair. Musim turun ke sawah petani jadi terganggu.
Keluhan petani itu, diminta Walikota Riza Falepi, untuk segera diantisipasi dengan memacu pekerjaan. “Kita jajaran Dinas PU sudah diinstruksikan untuk melakukan koordinasi dengan pihak provinsi, pemilik proyek perbaikan irigasi itu,” sebut Muswendri.
Untuk mengantisipasi persoalan tersebut, melalui Dinas Pertanian Payakumbuh, petani diajak tidak mengolah tanaman padi. Melainkan, menggantinya dengan tanaman holtikultura lainnya. Sehingga pendapatan petani tidak terlalu berkurang.
Sementara itu, pihak Pemko juga melakukan koordinasi dengan Dinas PSDA Pemprop Sumatera Barat, agar memacu pekerjaan perbaikan irigasi dan normalisasi sungai di Payakumbuh. “Kita sudah menyurati Pak Gubernur melalui Kadis PSDA, agar seluruh proyek provinsi itu dapat dipacu perbaikannya,” sebut Muswendri.