Pariaman – Konsulat Kebudayaan Iran untuk Indonesia, Hojatullah Ibrahim mengatakan pesta budaya tabuik yang ada di Pariaman mempunyai kesamaan dengan yang ada di Iran.
Hal ini diungkapkannya pada saat didaulat memberikan sambutan pada acara pembukaan prosesi hoyak tabuik, Minggu (17/11/2013) kemarin di Lapangan Merdeka, Pariaman.
“Saya bahagia sekali, bisa menyaksikan tabuik disini, tabuik pesta yang besar ditujukan untuk cucu Nabi Muhammad SAW, Imam Husen. Iran juga mempunyai tabuik, punya kesamaan dengan yang ada disini,” kata Hojatullah.
Menurutnya, tabuik menandakan kehadiran Imam Hosen, pesta ini dilaksanakan setiap bulan Muharram yang menandakan bukti kecintaan terhadap keluarga Nabi Muhammad SAW. Meski berbeda dengan peringatan 1 Muharram di Iran, namun intinya sama sebagai upaya mengenang cucu Rasulullah SAW.
“Tabuik ini sangat menarik bagi saya. Terpikir bagi kami untuk melakukan kerjasama dengan Pariaman dalam bentuk sister city. Sehingga nantinya kami membawa warga Iran untuk mengunjungi Pesta Budaya Tabuik Pariaman dan sebaliknya,”ujarnya.
Terkait dengan itu, dikatakannya, pihaknya segera akan menindak lanjuti dengan mencarikan daerah yang mempunyai kebudayaan dan peradapan yang sama dengan Kota Pariaman. Tahun depan kerjasama ini sudah bisa diwujudkan dan pihaknya bisa berpartisipasi dalam hal ini.
“Diharapkan dengannya adanya ini, hubungan antara Indonesia dengan Iran tetap terjalin dengan baik,” imbuhnya.
Sementara itu, Walikota Pariaman, Mukhlis Rahman mengatakan, Pemko Pariaman siap menjalin kerjasama dengan Iran guna memajukan pesta budaya Tabuik menjadi iven internasional, yang dapat mendatangkan wisatawan manca negara ke Pariaman.
“Dengan adanya kerjasama ini, tentunya memberikan manfaat, pesta tabuik akan lebih maju dan bisa mendatangkan wisatawan maca negara yang banyak ke Pariaman, dan bisa meningkatkan ekonomi masyarakat,” ujar Mukhlis.
Namun demikian Mukhlis menegaskan bahwa pesta tabuik yang ada di Pariaman ini adalah pesta budaya, bukan mengikut ajaran agama tertentu. Hal ini untuk membantah isu yang berkembang menyebutkan bahwa festival budaya tabuik ini mengandung ajaran Syiah.
“Pesta ini merupakan pesta budaya yang sudah berlangsung sejak lama, bukan mengikuti ajaran agama tertentu. Sehingga tidak perlu khawatir untuk mengikuti festival budaya tabuik ini,” tegas Mukhlis.