Kelompok Tani (Keltan) Bakuang Jaya di Kelurahan Kotopanjang Dalam, Kecamatan Lamposi Tigo Nagori (Latina), tatap juara nasional, setelah sukses menjuarai lomba Intensifikasi Tanaman Pangan (ITP) Tingkat Sumatera Barat 2015. Tim penilai pusat dari Kementan RI Jakarta, berkunjung ke Payakumbuh, melakukan verifikasi ke Keltam Bakuang Jaya di Kotopanjang Dalam, Rabu (16/9).
Tim penilai yang datang Ir. Lindu Baharsyah dan Amen Gamala, SP, didampingi Kabid Produksi Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat, Ir. Elviana, M.Si serta Kadis Tanaman Pangan Payakumbuh Ir. Zulinda Kamal. Saat penilaian juga hadir sejumlah kabid dan Danramil Payakumbuh, Camat Latina Herlina serta masyarakat dan anggota keltan.
Sebagai wakil Sumatera Barat, Bakuang Jaya berkeinginan tampil sebagai juara nasional. “Kami ikut lomba bukan sekedar memenuhi wirid saja. Tapi, tampil sepenuhnya, dan ingin membanggakan nama Sumatera Barat dan Payakumbuh, di tingkat nasional,” sebuit Ketua Keltan Bakuang Jaya Beni Murianto.
Menurut ketua tim ferivikasi, Ir. Lindu Baharsyah, Keltan Bakuang Jaya satu dari 14 keltan berperestasi nasional yang lolos seleksi administrasi. Sehingga kementrian menugaskan tim memferivikasi apakah data yang disampaikan sebagai juara I Sumbar 2015 sudah sesuai dengan kondisi lapangan.
Walikota Payakumbuh diwakili pelaksana tugas asisten III Dafrul SIP, dalam sambutannya mengatakan, pemko sejak lama punya perhatian khusus terhadap dunia pertanian. Semua keltan, dimotivasi untuk meningkatkan produksi, dengan sentuhan tekhnologi pertanian. Tampilnya Bakuang Jaya mewakili Sumbar, sebuah bukti nyata, keltan di kota ini fokus dalam meningkatkan produksi. Keltan diberi tanggung jawab, agar mampu menjamin ketahanan pangan nasional dan mengejar target swasembada beras dalam beberapa tahun ke depan.
Keltan Bakuang Jaya punya lahan garapan seluas 35 ha. Memiliki 28 anggota, Bakuang Jaya tidak hanya memiliki sawah, tapi juga punya lahan bunga hias raphies excels yang siap di eksport ke Belanda. Bakuang Jaya juga punya lahan pertanian tanaman holtikultura, sirsak dan durian disepanjang Sungai Batang Lampasi serta usaha pupuk dan saprodi.