Kepala Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Sumatera Barat, Dra. Wirda Zein, APT, bersama empat stafnya, Dra. Hilda Murni, APT, MM, Dra. Melifa, APT, Dra. Fatria Dahelen, APT dan Hilda mengunjungi Payakumbuh, Rabu (16/7). Di kota ini, petugas BPOM itu mendatangi pasar pabukoan, mengambil sampel makanan/minuman yang dijual, apakah mengandung bahan makanan yang berbahaya.
Rencanya, petugas BPOM berada di Payakumbuh tiga hari, hingga Jum’at (18/7), juga akan mendatangi sejumlah supermarket, mini market serta grosir makanan/minuman, guna melakukan penertiban terhadap barang beredar yang sudah kadaluarsa.
Sebelum turun ke lapangan, rombongan BPOM itu diterima Wakil Wakil Walikota H. Suwandel Muchtar bersama Sekdako H. Benny Warlis, MM, dan Staf Ahli Walikota Dr. Hj. Merry Yuliesday, di Balaikota Payakumbuh. Untuk selanjutnya, BPOM bersama Sekdako Benny Warlis, Asisten II Drs. H. Amriul, Kabag Perekonomian Julfiter, serta sejumlah Staf Dinas Koperindag, Kadishubkominfo Adrian, SH, Kabid Pengelola Pasar Davitra, S.Sos, Kasatpol PP Fauzi Firdaus, SP, serta sejumlah staf dinkes, memasuki pasar pabukoan yang berada di Jalan Sutan Usman.
Pengawasan makanan yang dijual di pasar pabukoan itu, dilakukan, dalam rangka pengawasan keamanan gizi makanan yang dijual. “Kita harus menjamin, seluruh makanan/minuman yang dijual terhindari dari penggunaan rhodamin, boraq dan formalin.
Berdasarkan pemeriksaan Dinas Kesehatan Payakumbuh, awal Ramadhan lalu, ditemukan pedagang makanan yang memberikan zat perwarna ke dalam makanannya. Petugas juga menemukan kerupuk merah yang mengunakan zat pewarna berbahaya untuk dikosumsi. Pedagang nakal ini, dikatakan, sudah ditegur oleh Dinkes, dan berjanji tak mengulang perbuatan tersebut.
Untuk menindaklanjuti temuan Dinkes Payakumbuh itu, BPOM kembali menurunkan petugasnya dipimpin langsung Kepala BPOM Sumatera Barat, Dra. Wirda Zein. Ketika ditanya, petugas masih merahasiakan identitas pedagang kolak atau bubur kampiun yang memakai zat perwarna. Tapi, jika masih membandel, kita akan umumkan, agar warga tak membeli makanan pabukoan yang dijual pedagang tersebut. “Kita tak bisa mentolerir pedagang nakal itu.” ucap Dr. Merry.
Wawako Payakumbuh Suwandel Muchtar, mengajak seluruh pedagang di pasar pabukoan, untuk tidak memakai bahan berbahaya atau bahan terlarang ke dalam makanan yang dijual. “Sudah seharusnya, dalam suasana puasa Ramadhan ini, makanan yang dijual bebas dari penggunaan rhodamin, boraq dan formalin,” tegas Wawako.