Petani ikan yang tergabung dalam Pokdatan Angin Timour Kelurahan Balai Jariang, Payakumbuh Timur, gundah gulana. Puluhan induk ikan dan ribuan bibit ikan nila, gurami, lele dan ikan mas, senilai lebih kurang Rp100 juta, milik mereka musnah dihanyutkan air, akibat 8 kolam ikan Pokdatan tersebut dilanda banjir, awal November lalu. Seluruh anggota, harus memulai usaha dari nol kembali. Sementara, dana untuk membeli bibit pun amat terbatas sekali.
“Kami tak mampu berbuat banyak. Mengadu kepada Pemko rasanya sangat malu. Karena, seluruh induk ikan dan bibit ikan yang dipelihara, merupakan bantuan Pemerintah Kota, tahun ini. Walau begitu, kami tak akan menyerah dalam memelihara ikan ini,” kata Ketua Pokdatan Angin Timour, Anto Marta, didampingi anggotanya Yuridis, di Balaikota Payakumbuh, Selasa (12/11).
Dikatakan, tahun ini Pokdatan Angin Timour memperoleh bantuan dari Dinas Pertanian Payakumbuh berupa 63 induk gurami dan 5.000 bibit gurami, 2 paket induk lele (1 paket isi 60 ekor induk lele), 1 paket induk ikan mas. Seluruh induk dan bibit dipelihara pada 8 kolam ikan milik Pokdatan pada satu kawasan. Ketika banjir melanda kolam ikan Pokdatan, nyaris seluruh induk dan bibt dihanyutkan air. Hanya tersisa, sekitar 1 paket induk lele sangkuriang. Induk lele inilah yang kini dikembangkan oleh Pokdatan Angin Timour.
Sekarang ini, seluruh anggota berjumlah 20 petani, secara bergotong royong memperbaiki kolam kelompok, selain memperbaiki kolam milik anggota yang berada di rumah masing-masing, yang juga terkena banjir.
Dikatakan, musibah tersebut sangat memukul petani anggota Pokdatan. Keuntungan yang diharapkan pada musim panen Desember mendatang, jadi sirna. Tekad kami, katanya, kegagalan panen ini bukan menghambat semangat untuk membudidayakan ikan. Sebaliknya, seluruh anggota jadi tertantang untuk beternak ikan dengan baik. “Musibah bukan untuk ditangisi, melainkan diambil hikmahnya buat membenahi diri, termasuk dalam mengantisipasi banjir,” simpulnya.
Harapan Ketua Pokdatan Anto Marta, salah satu untuk mengantisipasi banjir di areal persawahan dan kolam ikan penduduk setempat, seyogianya pintu air di Sungai Baih di Kelurahan Padang Alai, ketika hujan deras, dibuka lebih besar, guna menghindari luapan air pada sungai tersebut.