Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian di dunia. Meskipun banyak upaya telah dilakukan untuk menangani penyakit ini, penerapan self-care oleh pasien PJK masih belum optimal. Self-care yang tidak adekuat dapat meningkatkan kekambuhan gejala seperti nyeri dada, sesak napas, rasa tertekan di dada, dan keterbatasan beraktivitas sehari-hari. Semua ini pada akhirnya dapat memperburuk kualitas hidup pasien PJK.
Berdasarkan hasil studi deskriptif analitik yang dilakukan kepada 94 pasien PJK yang menjalani rawat jalan ditemukan rerata self-care responden yang diukur menggunakan kuesioner Self Care Coronary Heart Disease Inventory (SC-CHDI) yaitu sebesar 60,6. Temuan lain terkait kualitas hidup pasien PJK yang menjalani rawat jalan yang diukur menggunakan instrumen Seattle Angina Questionnaire (SAQ) yaitu sebesar 57,8. Lebih lanjut lagi temuan ini dianalisis menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment, menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara self-care dengan kualitas hidup (p < 0,001) dengan kekuatan korelasi yang kuat (r = 0.750).
Dari 94 responden yang dipilih menggunakan teknik consecutive sampling bahwa usia terbanyak yaitu sekitar 46,8% responden berada pada rentang usia 60-69 tahun. Karakteristik lain dalam studi ini menemukan sebagian besar responden merupakan laki-laki (74,5%) dan 86,2% berstatus menikah. Lama menderita penyakit pada umumnya ditemukan responden telah menderita penyakit selama 1-5 tahun dan sebagian besar telah menjalani tindakan revaskularisasi seperti PCI atau CABG (76,6%). Dan penyakit penyerta atau komorbiditas yang paling banyak diderita responden yaitu hipertensi dan diabetes meilitus.
Riset yang dilakukan tim peneliti dari Fakultas Keperawatan Universitas Andalas ini menunjukkan bahwa self-care yang optimal dapat meningkatkan kualitas hidup pasien PJK. Self-care mencakup berbagai aspek, mulai dari pengelolaan gejala, kepatuhan terhadap pengobatan, hingga perubahan gaya hidup yang sehat. Pasien yang mampu mengelola self-care dengan baik cenderung memiliki kualitas hidup yang lebih baik, karena mereka dapat mengurangi gejala yang mengganggu dan menjalani aktivitas sehari-hari dengan lebih lancar. Oleh karena itu, intervensi yang mendukung peningkatan self-care pada pasien PJK sangat diperlukan.
Edukasi dan dukungan dari tenaga kesehatan menjadi faktor kunci dalam mencapai self-care yang optimal dan kualitas hidup yang lebih baik bagi pasien PJK. Program edukasi yang diharapkan harus mencakup pengelolaan gejala, kepatuhan terhadap pengobatan, dan promosi gaya hidup sehat. Dengan demikian, diharapkan dapat mengurangi kekambuhan gejala dan meningkatkan kualitas hidup pasien PJK secara keseluruhan.
Artikel selengkapnya dapat diakses pada DOI: http://doi.org/10.22216/jen.v7i2.1070
Penulis: Ns.Mulyanti Roberto Muliantino, M.Kep
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas