Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Payakumbuh H. Mismardi, BA, dan Ketua LKAAM Indra Zahur Dt. Rajo Simarajo, apresiasi kegiatan Pesentren Masjid Ramadhan yang digelar Dinas Pendidikan kota ini pada seluruh kelurahan di lima kecamatan Payakumbuh. Ketua MUI menilai, langkah Dinas Pendidikan tersebut merupakan bentuk nyata keseriusan Pemko dalam menciptakan pelajar berkarakter dan berakhlak mulia.
“Kami pengurus MUI dan LKAAM Payakumbuh, memujikan program Pesantren Ramadhan berbasis masjid pada 76 kelurahan se-Kota Payakumbuh itu,” sebut Mismardi dan Indra Zahur dihubungi terpisah, Kamis (19/6).
Kepala Dinas Pendidikan Payakumbuh H. Hasan Basri, Sy. S.Pd didampingi Kabid SMP/SMA Drs. H. Agustion, menginformasikan, Pesantren Ramadhan berbasis masjid itu, akan diikuti lebih kurang 50.000 pelajar SD/SMP/SMA/SMK/MI/MTs/MA. Kegiatan berlangsung disetiap masjid dimana pelajar bersangkutan berdomisili.
“Kita sudah musyawarahkan program tersebut dengan Camat, Kepala Kelurahan, LPM dan Pengurus Masjid, lembaga didikan subuh kecamatan, Dinas Kesehatan, Badan Amil Zakat, dan Stakeholder lainnya, di aula SMKN 2 Payakumbuh, Rabu (18/6) lalu. Seluruh pihak menyatakan dukungannya, kata Hasan.
Guru-guru yang berada ditempat ia berdomisili bersama Staf Kelurahan dan pengurus masjid/mushalla, akan mendata pelajar yang terlibat dalam pesentren. Untuk selanjutnya dilaporkan ke sekolah asal pelajar tersebut. Karena kegiatan itu, erat kaitannya dengan nilai agama pelajar bersangkutan, katanya.
Pesantren berlangsung selama sepuluh hari, selama Ramadhan. Direncanakan akan dibuka Walikota Payakumbuh Riza Falepi, mulai 14 sampai 23 Juli 2014. Kegiatan dibagi dalam tiga kelompok tingkatan sekolah. Kelompok pertama tingkat SD (kelas IV, V dan VI), mulai subuh sampai pukul 09.00 WIB. Kelompok kedua tingkat SLTA, mulai pukul 09.00 hingga usai shalat dzuhur berjemaah. Kelompok ketiga, tingkat SLTP, mulai pukul 14.00 sampai usai shalat ashar.
Sepanjang menjalani pesantren, para pelajar dibekali dengan berbagai pengetahuan agama, mulai dari kegiatan shalat berjemaah, shalat sunat, ceramah agama, membaca Alqur’an, menghafal Al-qur’an beserta terjemahannya. Kegiatan tersebut bagian dari perwujudan pendidikan berkarakter dalam rangka peningkatan imtaq kepada Allah SWT, sebut Hasan.