Oleh: Ryan Budi Setiawan SP, M.Si (Dosen Faperta Unand)
Menjaga kesehatan gigi dan mulut merupakan hal yang sangat penting dilakukan. Gangguan pada kedua bagian tersebut dapat mempengaruhi aktivitas individu dalam menggigit, mengunyah, tersenyum, berbicara, dan berkaitan dengan hubungan psikososial. Masalah kesehatan gigi dan mulut di Indonesia saat ini tergolong cukup tinggi. Laporan Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa 57,6 persen masyarakat Indonesia mengalami masalah gigi dan mulut.
Beberapa upaya dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit pada gigi dan mulut seperti menggosok gigi, mengurangi makan makanan manis, berhenti merokok, dan tidak mengonsumsi alkohol.
Jika dikaitkan ke aspek agama, dalam Islam menjaga kebersihan gigi dan mulut merupakan hal yang sangat ditekankan. Jika WHO dan Kementerian Kesehatan menganjurkan menggosok gigi minimal 2 kali sehari yaitu setelah sarapan dan sebelum tidur, maka islam menganjurkan dilakukan setiap akan melaksanakan sholat (minimal 5 kali sehari).
Begitu pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan dalam Islam maka pada kitab ilmu fiqih, bab pertama yang dibahas secara detail adalah bab thaharah (bersuci). Islam memberi perhatian utama dalam hal kebersihan.
Rasulullah shallalahu alaihi wassalam telah memperkenalkan upaya membersihkan gigi dan mulut dengan cara bersiwak. Dalam beberapa hadist Rasullullah menyampaikan pentingnya bersiwak
Dalam sebuah hadist yang artinya “Buanglah sisa-sisa makanan di gigimu, karena perbuatan itu adalah kebersihan, dan kebersihan itu akan mengajak (menggiring) kepada iman, dan iman itu akan bersama orang yang memilikinya dalam surga.” (HR. At-Thabrani)
“Kalaulah sekiranya tidak memberatkan atas umatku, niscaya akan aku perintahkan mereka supaya bersiwak tiap kali (ingin) mengerjakan sholat”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Di hadist lain juga disampaikan keutamaan bersiwak yang artinya “Siwak membuat bersih mulut dan mendatangkan ridha Allah.” (HR. Ahmad)
Di era modern sikat dan pasta gigi merupakan benda umum yang digunakan untuk menggosok gigi karena dianggap lebih mudah dan praktis. Meskipun demikian, Rasullullah telah mencontohkan cara menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan menggunakan akar/ranting kayu siwak (Salvadora persica).
Kayu siwak secara klasifikasi tergolong pada Kingdom: Plantae, Divisi: Magnoliophyta, Kelas: Magnoliopsida, Ordo: Brassicales, Family: Salvadoraceae, Genus: Salvadora, Spesies: Salvadora persica. Terdapat sekitar 10 famili Salvadoraceae yang berkelompok dalam 3 genus yaitu Azima, Dobera, dan Salvadora. Tanaman ini berbentuk semak dan tumbuh tersebar di daerah subtropis dan tropis seperti Timur tengah, Afrika, India hingga Srilangka. Kayu siwak sering digunakan untuk menggosok gigi karena memberikan manfaat yang luar biasa.
Kandungan Fitokimia Kayu Siwak
Kayu siwak mengandung banyak senyawa kimia diantaranya :
Pertama, Komponen volatil dan sterol seperti : hydreate linalool, D-limonene, linalool acetate, phenylmethanal, decenaldehyde, methyl nonyl keton, benzaldehyde, chloromethyl benzene, benzyl alcohol.
Kedua, alkaloid seperti : salvadourea, benzyl isothiocyanate, theobromine, caffeine, dan trigonelline, imidazoline alkaloid, persicaline.
Ketiga, glikosida dan fenolik seperti : glucosinolates; glucotropaelin, sinigrin, salvadoside, salvadoraside, syringin, liriodendrin, 4,5-O-D-caffeoylquinic acid dan 5-O-caffeoylquinic acid, m-anisic acid.
Keempat. komponen lain seperti terpen, sulfur organik, fluoride, kalsium, fosfor, silika dan ascorbic acid.
Aktivitas Biologi dan Manfaat Kayu Siwak
Dikutip dari Saudi Pharmaceutical Journal menyatakan bahwa hampir semua bagian dari tanaman Salvadora persica seperti daun, buah, batang dan akar bermanfaat untuk kesehatan karena memiliki kemampuan sebagai : antimikroba, tinggi antioksidan, anti peradangan, aktivitas analgesik, antidepresan, anti ulcer, antiosteoprosis, aktivitas hypolipidemic dan hypoglycemic, aktivitas cytotoxicity dan antitumor, serta aktivitas antivirus.
Berikut manfaat kayu siwak untuk kesehatan gigi dan mulut diantaranya :
Mencegah pembentukan plak pada gigi
Plak gigi merupakan endapan pada permukaan gigi yang berasal dari air liur, sisa makanan dan bakteri. Penumpukan plak ini ini kemudian mengeras di sekeliling gigi dan menyebabkan terbentuknya karang gigi. Kayu siwak memiliki kemampuan menekan pertumbuhan dan mengurangi jumlah bakteri pada rongga mulut. Laporan dari jurnal Pharmasipha bahwa kandungan alkaloid, terpen dan tanin pada kayu siwak bertanggung jawab atas kemampuannya sebagai anti bakteri.
Menyegarkan mulut dan mencegah bau mulut
Bau mulut/halitosis umumnya timbul karena sisa makanan, bakteri, dan kotoran yang ada di mulut. Sisa makanan di dalam mulut akan dihancurkan oleh bakteri sehingga menimbulkan bau tidak sedap. Penyebab lainnya bau mulut karena gigi berlubang dan masalah pada gusi. Siwak mengandung antibakteri alami yang juga bersifat meningkatkan produksi air liur, sehingga efektif dalam mencegah dan menghilangkan bau mulut
Menjaga gusi
Kayu siwak dapat mengurangi risiko terjadinya radang gusi/gingivitis. Tanin dan resin dilaporkan berperan untuk melindungi kesehatan gusi.
Mencegah gigi berlubang
Esential oil siwak dapat meningkatkan produksi air liur dalam mulut. Air liur ini kemudian akan berfungsi untuk menjaga keseimbangan pH dalam mulut sehingga menekan pertumbuhan bakteri penyebab gigi berlubang. Siwak juga mengandung fluoride yang berperan penting dalam pencegahan gigi berlubang. Fluoride dapat mengembalikan mineral di gigi yang hilang akibat asam yang berasal dari bakteri dan sisa makanan.
Memutihkan gigi
Kandungan silika pada kayu siwak memberikan manfaat untuk menghilangkan noda kuning dan memutihkan gigi.
Cara Menggunakan Siwak
Kupas/gigit kulit luar kayu siwak sekitar 1 cm.
Kunyah ujung siwak yang telah dikupas sampai serat batangnya terbuka dan membentuk bulu.
Rendam siwak di dalam air beberapa saat.
Bersihkan gigi dengan siwak yang berbentuk bulu
Bulu siwak yang sudah mulai terurai dapat dipotong dan dibuang sisa bulu seratnya kemudian dapat digunakan dengan proses yang sama kembali.
Banyaknya manfaat yang diberikan kayu siwak hingga WHO (World Health Organization) telah menyetujui kayu siwak sebagai agen oral hygiene. Meski demikian, sebagian besar masyarakat khususnya umat islam sendiri sangat jarang menggunakannya karena dianggap kuno, tidak terbiasa, dan tidak praktis. Penulis berharap, semoga kedepan penggunaan kayu siwak semakin populer dan memberikan manfaat untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut. ***