26 C
Padang
Minggu, Desember 8, 2024
spot_imgspot_img
Beritasumbar.com

KOLABORASI DAN PRAKTIKUM: MENGAPA PROJECT-BASED LEARNING MENJADI KUNCI PEMBELAJARAN EFEKTIF
K

Kategori -
- Advertisement -

Oleh: Ns. Dewi Murni, M.Kep

CBM (Concept-Based Model) and PJBL (Project-Based Learning):

1. CBM (Concept-Based Model)

CBM adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada konsep-konsep utama dalam suatu disiplin ilmu. Metode ini menekankan pemahaman yang mendalam terhadap ide-ide inti atau prinsip dasar yang berlaku secara luas, bukan sekadar menghafal fakta atau prosedur.

  • Fokus pada Konsep Utama: CBM membantu siswa memahami dan mengaitkan konsep-konsep besar yang berlaku di berbagai situasi, sehingga mereka dapat menerapkan pengetahuan ini dalam konteks baru.
  • Berpikir Kritis: Metode ini mendorong siswa untuk berpikir lebih kritis dan analitis tentang materi pelajaran.
  • Pembelajaran yang Mendalam: Dengan memahami konsep-konsep inti, siswa lebih mampu mengembangkan pengetahuan yang mendalam dan bermakna, yang dapat mereka gunakan dalam jangka panjang.

2. PJBL (Project-Based Learning)

PJBL adalah metode pembelajaran yang berbasis proyek, di mana siswa belajar melalui keterlibatan dalam proyek-proyek yang relevan dan bermakna. Proyek ini biasanya berhubungan dengan masalah dunia nyata dan membutuhkan kerja kolaboratif, pemecahan masalah, dan aplikasi praktis dari pengetahuan.

  • Pembelajaran Aktif: Siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran melalui proyek yang menuntut mereka untuk merencanakan, menyelidiki, dan menciptakan produk atau solusi.
  • Keterampilan Abad 21: PJBL mengembangkan keterampilan penting seperti kerja tim, komunikasi, manajemen waktu, dan pemikiran kritis.
  • Pembelajaran Kontekstual: Proyek yang dipilih sering kali berkaitan dengan kehidupan sehari-hari atau masalah nyata, sehingga siswa melihat relevansi langsung dari apa yang mereka pelajari.

Perbandingan CBM dan PJBL

  • CBM lebih fokus pada pemahaman konsep yang mendalam dan analisis teoretis, sedangkan PJBL lebih mengutamakan aplikasi praktis melalui proyek yang relevan dengan kehidupan nyata.
  • CBM menekankan penguasaan konsep yang berlaku secara luas, sedangkan PJBL menekankan pada proses pembelajaran melalui kegiatan yang nyata dan kontekstual.
  • CBM cocok untuk mata pelajaran yang membutuhkan pemahaman konseptual yang mendalam, sementara PJBL cocok untuk pembelajaran yang membutuhkan keterampilan praktis dan kolaboratif.

Kedua metode ini bisa saling melengkapi. CBM bisa digunakan untuk memberikan dasar konseptual, sedangkan PJBL bisa diterapkan untuk memungkinkan siswa menerapkan konsep tersebut dalam proyek nyata.

Gambar diatas yang menggambarkan suasana pembelajaran dengan pendekatan Project-Based Learning (PJBL), di mana siswa terlibat aktif dalam proyek yang melibatkan analisis kasus dan praktikum, dengan konsep dari Concept-Based Model (CBM) yang juga terlihat di sekitar ruang kelas.

Jika dalam proses pembelajaran terdapat kasus dan praktikum, PJBL (Project-Based Learning) lebih cocok digunakan dibandingkan CBM (Concept-Based Model). Berikut alasannya:

Mengapa PJBL Cocok untuk Kasus dan Praktikum:

  1. Aplikasi Praktis: PJBL dirancang untuk pembelajaran melalui kegiatan yang praktis dan kontekstual. Dalam mata kuliah yang melibatkan kasus dan praktikum, PJBL memungkinkan siswa untuk terlibat langsung dalam pemecahan masalah nyata dan penerapan teori dalam konteks praktis.
  2. Proses Pembelajaran Aktif: PJBL mendorong siswa untuk secara aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran melalui proyek yang membutuhkan analisis kasus dan pelaksanaan praktikum. Ini membantu siswa memahami materi dengan lebih baik melalui pengalaman langsung.
  3. Pengembangan Keterampilan: Dengan menggunakan PJBL, siswa dapat mengembangkan keterampilan penting seperti pemecahan masalah, kerja tim, manajemen waktu, dan komunikasi—semua keterampilan yang sangat relevan ketika menghadapi kasus dan praktikum.
  4. Keterhubungan dengan Dunia Nyata: PJBL memungkinkan siswa untuk mengaitkan konsep teoretis yang dipelajari dengan situasi nyata yang mereka hadapi dalam kasus dan praktikum. Ini membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna dan relevan.

Bagaimana PJBL Bisa Diterapkan dalam Kasus dan Praktikum:

  • Kasus: Siswa dapat diberikan studi kasus yang harus dianalisis dan diselesaikan dalam tim, mengintegrasikan pengetahuan teoretis dan keterampilan praktis.
  • Praktikum: Siswa dapat menjalankan praktikum sebagai bagian dari proyek yang lebih besar, di mana mereka harus merancang, melaksanakan, dan melaporkan hasil dari eksperimen atau kegiatan praktis yang mereka lakukan.

Peran CBM

Sementara itu, CBM masih bisa digunakan sebagai pendukung dalam memberikan pemahaman yang mendalam mengenai konsep-konsep dasar yang diperlukan sebelum siswa terjun ke dalam proyek atau praktikum. CBM dapat membantu membangun fondasi konseptual yang kuat sehingga ketika siswa menghadapi kasus atau praktikum, mereka memiliki landasan pengetahuan yang solid.

Kesimpulan:

  • PJBL adalah metode yang lebih cocok untuk mata kuliah yang melibatkan kasus dan praktikum karena fokusnya pada aplikasi praktis dan pembelajaran kontekstual.
  • CBM bisa digunakan sebagai pelengkap untuk memperkuat pemahaman konsep sebelum siswa melaksanakan proyek atau praktikum.
- Advertisement -
- Advertisement -

BERITA PILIHAN

- Advertisement -
- Advertisement -

Tulisan Terkait

- Advertisement -spot_img