27 C
Padang
Sabtu, Desember 14, 2024
spot_imgspot_img
Beritasumbar.com

Jangan Ambil Harga Diri Arcandra Tahar
J

Kategori -
- Advertisement -

Oleh: Oyong Liza Piliang

Kini Archandra Tahar sudah diberhentikan dengan hormat oleh Presiden RI Joko Widodo dari Menteri ESDM. Anak Pariaman itu dilabeli pula menteri tersingkat menjabat dalam sejarah Indonesia, yakni 20 hari oleh media yang begitu gencar memberitakan dwi kewarga-negaraan Archandra Tahar.

Diberhentikannya Archandra dari kursi menteri tersebut dengan begitu cepat, mendapat tanggapan beragam dari para tokoh di negara ini. Ada yang bijaksana adapula asal bunyi saja, ada yang berlandaskan hukum adapula yang menyudutkan Archandra secara pribadi. Media bahkan merilis berita sensitif tanpa melakukan verifikasi terhadap sang menteri itu sendiri, seperti berita perusahaan tempat kerja menteri di Amerika yang dikatakan hanya memiliki dua karyawan.

Sebagai warga Pariaman, bagaimanapun juga kami ikut sedih dengan pemberhentian Archandra yang begitu tiba-tiba. Kami orang di kampung ingin pula melihat lecut tangan Archandra di kementerian yang menata/mengelola isi perut tanah air ini yang dipenuhi para mafia itu.

Jika ditanya Archandra Tahar itu orang mana, jawabannya sudah pasti seratus persen orang Minangkabau, suku Piliang, ayah dan ibu asli Pariaman. Untuk menemukan keluarga Archandra di Pariaman sangat mudah. Archandra sendiri 49 orang beradik-kakak dari ayah yang sama Taharuddin Corok. Ayah beliau memiliki lebih dari tiga istri, hal yang lumrah bagi rang Piaman tempo dulu.

Archandra lahir di Padang, sekolah hingga tamat SMA di Padang kemudian kuliah di ITB Bandung, setelahnya baru merantau ke Amerika. Bak pepatah Minang ‘Karatau madang di hulu, paguno babuah balun, marantau bujang dahulu, di rumah paguno balun’, Archandra melakukan hal mutlak bagi pemuda Minang yakni merantau.

Ironisnya bagi Archandra adalah menerima jabatan menteri. Dia menyerah setelah dua kali ditawari hal tersebut. Archandra berniat tulus ingin berbakti bagi bumi pertiwi yang masih gaduh perpolitikanya. Di saat dia menerima jabatan itu, dia lapang dada ingin mengundurkan diri tapi ditolak oleh si pemberi jabatan dua hari sebelum malam pemberhentiannya. Dia sadar tidak ingin membuat kegaduhan politik, dia tidak ingin membebani presiden oleh kegaduhan politik yang ditimbulkan disamping menjaga harga dirinya.

Kami sebagai orang Minang yang egaliter kecewa dengan cara-cara demikian. Mengapa dia tidak diberi kesempatan mengundurkan diri, kenapa harus diberhentikan. Kami bicara harga diri.

Bagi kami urang Minang sudah sangat banyak menyumbang pemimpin besar di negeri ini. Sebut saja Muhammad Hatta, Sutan Syahril, Agus Salim, Buya Hamka dan puluhan nama lainnya. Putra Minang perumus konstitusi di negara ini. Putra Minang pejuang besar kemerdekaan. Kami penyumbang terbesar tokoh bangsa paling besar.

Kami kecewa kenapa Archandra diberhentikan sedangkan dia sendiri ingin mengundurkan diri. Mengundurkan diri dan diberhentikan adalah dua hal yang berbeda. Mengundurkan diri merupakan sikap ksatria tanda dia menghormati hukum di negara ini yang terlupakan saat pengangkatan dirinya oleh yang mengangkat. (sumber: PariamanToday)

- Advertisement -
- Advertisement -

BERITA PILIHAN

- Advertisement -
- Advertisement -

Tulisan Terkait

- Advertisement -spot_img