Kepala Balai BPOM RI Sumatera Barat, Zulkifli, menilai, prilaku pedagang makanan di Payakumbuh sudah cukup baik dalam pemakaian bahan pangan sehat. Walau begitu, Zulkifli meminta, agar jajaran Dinas Kesehatan Payakumbuh, jangan pernah puas dan berhenti dalam mensosialisasikan pemakaian bahan pangan berbahaya ke tengah masyarakat atau pelaku usaha.
Penilaian dimaksud disampaikan Kepala Balai BPOM Zulkifli, ketika hendak meninggalkan Payakumbuh, setelah melakukan kunjungan kerja selama dua hari di kota ini, Rabu (4/10). Sebelum ke lapangan, Zulkifli didampingi Kadis Kesehatan Elzadaswarman dan Kadis Koperindag Dahler, diterima Wakil Walikota Payakumbuh H. Suwandel Muchtar di balaikota di Bukik Sibaluik.
Selama di Payakumbuh Kepala Besar BPOM Zulkifli, selain bertatap muka dengan jajaran Dinas Kesehatan, juga bertatap muka dengan pedagang, terutama pedagang kuliner malam di Payakumbuh. Sambil menikmati makanan, Zulkifli melihat langsung, bahan makanan yang dijual tidak mengandung bahan pangan berbahaya. “Kita senang, berarti Dinkes Payakumbuh tetap melakukan pengawasan di lapangan,” katanya.
Walau begitu Zulkifli tetap menegaskan, agar Dinas Kesehatan Payakumbuh, secara berkala terus melakukan pengawasan di pasar tradisional, di dapur pelaku usaha makanan serta di lokasi penjualan makanan itu sendiri. “Kalau perlu, lakukan razia mendadak ke semua kawasan,” tegasnya.
Kepala Dinas Kesehatan Payakumbuh Elzadaswaman yang dihubungi, mengatakan, dalam hal pengawasan obat dan makanan di Payakumbuh, pihaknya tetap melakukan sinergisitas dengan SKPD terkait. Selain itu, ia juga berharap, bantuan masyarakat dalam memberikan informasi, jika ditemukan oknum pedagang nakal yang memakai bahan pangan berbahaya. “Tanpa bantuan masyarakat, kita juga tak maksimal dalam bekerja,” katanya.
Menurutnya, pihak Dinas Kesehatan terus mendorong pelaku usaha makanan di kota ini untuk mengurus sertifikasi penyuluhan industri rumah tangga (PIRT). Sertifikasi dimaksud sangat penting, membuktikan, pelaku usaha bersangkutan benar-benar komit tidak memakai bahan pangan berbahaya, sebut Elzadaswarman.