Sekarang mungkin tidak banyak orang yang begitu tahu tentang anak daro jo marapulai yang diarak-arakan ketika melangsungkan resepsi pernikahan apalagi melakukannya. Arakan yang dimaksud adalah prosesi ketika penjemputan Marapulai (pengantin laki-laki) dari rumah pihak laki-laki ke rumah pihak perempuan (Anak Daro). Begitu juga saat kedua pengantin pergi dari rumah pihak perempuan ke rumah pihak laki-laki.
Biasanya sepanjang perjalanan dengan berjalan kaki atau naik bendi rombongan kedua pengantin akan beriringan diikuti tetabuhan dan music tradisi. ini dimaksudkan agar masyarakat tahu dan kenal hubungan baru kedua pengantin dan keluarga yang melaksanakan pesta.
Budaya arak-arakan ini memakai musik tradisional, untuk daerah padang biasanya terkenal dengan iringan musik talempong dan music mirip tanjidor betawi karena mengalami pengaruh budaya asing. sedangkan untuk beberapa daerah lain bisa menggunakan iringan rebana dengan bersyalawat, atau iringan musik talempong orisinal.
hal yang menarik adalah pemusik di belakang adalah para orang tua dan yang memang terlihat sekali sisa-sisa dari sejarah yang hampir tergerus zaman. Tapi beberapa tahun belakang ini tradisi arak-arakan mulai muncul lagi di Ranah Minang, sekolah-sekolah mulai menggiatkan kembali tentang pemahaman seni & budaya Minangkabau. (red/padangkreatif/@wisataminang)