Oleh : Ryan Budi Setiawan, M.Si (Dosen Fakultas Pertanian Unand)
Padang,BeritaSumbar.com,- Dalam rangka mendukung ketahanan pangan, diversifikasi sumber pangan, dan pemanfaatan lahan marginal, tim pengabdian kepada masyarakat dari Universitas Andalas (Unand) melaksanakan kegiatan sosialisasi budidaya sorgum dari hulu ke hilir di Nagari Palembayan Sungai Puar, Kabupaten Agam. Kegiatan ini dipimpin oleh Dr. Gusmini, dengan saya, Ryan Budi Setiawan, sebagai narasumber yang memberikan materi terkait potensi, teknik budidaya, dan Afrima Sari tentang pengolahan hasil panen sorgum. Kegiatan ini tidak hanya memberikan teori, tetapi juga praktik langsung melalui pembuatan demonstration plot (demplot) di lahan percontohan. Melalui demplot ini, masyarakat dapat mempelajari proses budidaya sorgum secara langsung.
Sorgum (Sorghum bicolor) adalah salah satu tanaman pangan yang memiliki banyak keunggulan, seperti toleransi terhadap cekaman kekeringan, kemampuan tumbuh di lahan marginal, dan multifungsi untuk bahan pangan, pakan ternak, serta energi. Dalam konteks Nagari Palembayan Sungai Puar, sorgum memiliki potensi besar untuk dikembangkan karena wilayah ini memiliki banyak lahan suboptimal yang belum dimanfaatkan secara maksimal.
Selain itu, pemerintah saat ini sedang mendorong diversifikasi pangan untuk mengurangi ketergantungan pada beras dan gandum impor. Sorgum dapat menjadi solusi karena kandungan gizinya yang tinggi dan kemampuannya untuk diolah menjadi berbagai produk pangan bernilai tambah.
“Dengan menanam sorgum, kita tidak hanya membantu meningkatkan ketahanan pangan, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi baru bagi masyarakat,” ujar saya dalam sesi pembukaan kegiatan.
Kegiatan ini dirancang untuk memberikan pemahaman menyeluruh kepada masyarakat, mulai dari tahap awal persiapan lahan hingga pengolahan hasil panen menjadi produk bernilai tambah. Berikut adalah materi utama yang disampaikan:
1. Pemilihan Varietas Sorgum Unggul
Tim membawa tujuh varietas sorgum unggul yang berpotensi untuk pangan, energi, dan pakan. Varietas ini diuji melalui demplot untuk melihat adaptasi dan produktivitasnya di Nagari Palembayan Sungai Puar.
“Varietas yang kami tanam di demplot memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Masyarakat dapat memilih varietas yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka, apakah untuk pangan, pakan, atau energi,” jelas saya dalam salah satu sesi.
2. Teknik Budidaya Sorgum
Materi ini mencakup persiapan lahan, teknik penanaman, pemupukan dengan pupuk organik, dan pengendalian hama secara ramah lingkungan. Masyarakat diajarkan pentingnya menggunakan pupuk organik untuk meningkatkan kesuburan tanah secara berkelanjutan.
3. Manajemen Panen dan Pasca Panen
Pada sesi ini, tim memberikan panduan tentang cara memanen sorgum dengan baik untuk menjaga kualitas biji, serta cara menyimpan dan mengolah biji sorgum agar tidak cepat rusak.
4. Pelatihan Pengolahan Produk Sorgum
Salah satu sesi yang paling diminati adalah pelatihan membuat produk olahan berbasis sorgum. Dengan pelatihan ini, masyarakat diharapkan dapat melihat sorgum sebagai peluang usaha baru.
Salah satu inovasi dalam kegiatan ini adalah pembuatan demplot sebagai media pembelajaran langsung. Di lahan percontohan, tujuh varietas sorgum ditanam dengan teknik budidaya yang diajarkan.
“Melalui demplot ini, kami ingin menunjukkan bahwa sorgum dapat tumbuh dengan baik di lahan Nagari Palembayan Sungai Puar, bahkan di lahan yang kurang subur sekalipun,” ungkap saya.
Demplot ini juga menjadi sarana bagi masyarakat untuk mempelajari cara memantau pertumbuhan tanaman, mulai dari tahap vegetatif hingga generatif. Selain itu, demplot berfungsi sebagai bukti nyata bahwa budidaya sorgum dapat diterapkan di wilayah ini dengan hasil yang memuaskan.
Antusiasme masyarakat terlihat dari banyaknya peserta yang mengikuti kegiatan ini. Salah satu peserta, menyampaikan, “Kegiatan ini membuka wawasan kami tentang sorgum. Kami jadi tahu bahwa sorgum bisa menjadi alternatif untuk meningkatkan pendapatan keluarga.” “Saya sangat senang dengan pelatihan ini. Kami diajarkan cara membuat camilan sehat dari sorgum. Saya ingin mencoba menjualnya di pasar agar bisa menambah penghasilan keluarga.”
Selain itu, Kepala Nagari Palembayan Sungai Puar, menyatakan apresiasinya terhadap kegiatan ini. “Kami sangat berterima kasih kepada Universitas Andalas atas program ini. Dengan adanya demplot, masyarakat jadi lebih yakin bahwa sorgum bisa menjadi komoditas unggulan di daerah ini.”
Meskipun hasil awal menunjukkan potensi besar, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi, seperti minimnya alat pengolahan sorgum dan kebutuhan pendampingan lanjutan untuk masyarakat.
“Dengan pendampingan yang berkelanjutan, saya optimis sorgum bisa menjadi komoditas andalan yang memberikan manfaat besar bagi masyarakat,” tutup saya dalam penjelasan kepada peserta.
Melalui kegiatan ini, tim Universitas Andalas berusaha memberikan solusi nyata untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Nagari Palembayan Sungai Puar. Sorgum tidak hanya menjadi alternatif pangan, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat.
Kami berharap kegiatan ini menjadi titik awal untuk pengembangan sorgum secara berkelanjutan, tidak hanya di Kabupaten Agam, tetapi juga di daerah lain di Indonesia. Dengan kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat, kita dapat bersama-sama membangun masa depan yang lebih baik melalui pemanfaatan sorgum. Semoga langkah kecil ini dapat memberikan dampak besar bagi ketahanan pangan nasional.