Ratusan kilo aneka rendang olahan Dapoer Rendang Ryri Payakumbuh ludes terjual di arena Jakarta Fair Kemayoran (JFK), yang berakhir 7 Juli 2014. Tidak hanya rendang, coklat murni olahan Chochato (Coklat Kapalo Koto) Kecamatan Payakumbuh Selatan dan bordiran Rika M juga laris manis selama JFK berlangsung. Pemilik industri kecil itu pulang melenggang tanpa barang di tangan.
Ketua Dekranasda Payakumbuh Dr. Henny Riza Falepi dan Kabag Perekonomian Setdako, Julfiter, SE, MM, pembina UMKM di kota ini, di Payakumbuh, Minggu (13/7), mengaku bangga dengan keikutsertaan ketiga pemilik usaha itu di JFK. Pemko hanya memfasilitasi ketiga pengusaha selama seminggu. Selanjutnya selama tiga minggu ke depan, biaya operasional ditanggung sendiri pengusaha bersangkutan. “Saya bangga dengan mereka,” katanya.
Dampak keikutsertaan pengusaha mikro itu di JFK, sebut Henny Riza Falepi, cukup luar biasa. Selain profit yang lumayan besar, produksi industri kerajinan Payakumbuh makin dikenal di Tanah Air. Pengusaha mikro Payakumbuh mampu bersaing di tingkat nasional di arena JFK yang melibatkan perusahaan raksasa nasional itu. “Keberanian bersaing seperti ini, pantas kita acungkan jempol kepada ketiga pengusaha mikro tersebut. Kita akan dorong terus pengusaha kita tampil di iven nasional,” ucap Henny
Harisbudiman, pemilik Dapoer Rendang Ryri yang dihubungi terpisah, mengakui, kalau seluruh rendang produksinya ludes terjual. “Anggota saya pulang tanpa membawa barang di tangan. Kecuali pulus yang sudah ditransfer anggotanya ke bank,” ucap Budi panggilan akrab bos rendang Ryri ini tanpa menyebut angka rupiahnya.
Begitu juga Joni Saputra, pemilik Chochato Payakumbuh. Pengakuannya, coklat murni permentasi yang diolah pabrik mininya, juga laku keras terjual. Chochato yang multi guna buat camilan, make up dan buat kesehatan itu, digandrungi pengunjungi JFK, karena mampu menjadi obat penawar bagi penderita penyakit tidak menular, seperti jantung, hypertensi, kolesterol dan diabetes.