Kerinci, BeritaSumbar.Com, – ALKO Kopi, bekerja sama dengan Dimitra dan Petik Merah, telah beberapa kali sukses mengekspor kopi Arabika ke Jepang dengan menggunakan sistem traceability blockchain. Teknologi ini memungkinkan seluruh proses produksi kopi, mulai dari kebun hingga ke tangan konsumen, dapat dilacak secara akurat dan transparan. Langkah ini merupakan bagian dari komitmen ALKO Kopi dalam menciptakan ekosistem kopi yang berkelanjutan dan dapat dipertanggungjawabkan.
Penggunaan teknologi blockchain dari Dimitra memastikan bahwa setiap data yang dimasukkan oleh petani, koperasi, hingga pengepul terverifikasi dan tidak dapat diubah. Setiap tahap produksi kopi, mulai dari lokasi penanaman, praktik pertanian yang digunakan, hingga proses pasca-panen, dicatat dalam blockchain sehingga konsumen dapat melihat seluruh riwayat produk yang mereka beli. Dengan demikian, kopi yang dikirim ke Jepang tidak hanya menjamin kualitas terbaik, tetapi juga transparansi dalam proses produksi.
Sistem traceability Dimitra ini terhubung dengan database petani yang memuat informasi detail mengenai setiap individu atau kelompok petani yang terlibat dalam produksi kopi. Setiap petani yang tergabung dalam program ini memiliki profil yang mencakup data pribadi, lokasi kebun, metode budidaya yang digunakan, serta sertifikasi yang dimiliki. Hal ini tidak hanya memberikan kepastian kepada pembeli di luar negeri, tetapi juga memberikan nilai tambah bagi para petani lokal yang kini dapat lebih dihargai atas praktik pertanian ramah lingkungan yang mereka jalankan.
Data yang dimasukkan oleh petani ke dalam sistem blockchain Dimitra dikumpulkan melalui aplikasi yang mudah diakses melalui perangkat seluler. Dengan menggunakan Dimitra, petani dapat mencatat data terkait proses pertanian secara real-time, termasuk penggunaan pupuk organik, pengendalian hama alami, dan waktu panen. Setiap data yang dimasukkan langsung tersimpan di blockchain, menjamin integritas dan keaslian informasi tersebut. Teknologi ini membantu petani dalam membangun kredibilitas mereka di pasar global.
Lebih dari itu, sistem Dimitra mendukung penerapan peraturan EUDR (EU Deforestation Regulation) yang semakin diperketat oleh Uni Eropa. Melalui sistem ini, petani di Kerinci dapat membuktikan bahwa kopi yang mereka hasilkan berasal dari lahan yang bebas deforestasi dan diproduksi secara berkelanjutan. Hal ini membuka akses lebih luas bagi kopi Kerinci di pasar Eropa dan meningkatkan daya saingnya di pasar internasional.
Sistem traceability ini juga memudahkan koperasi dan eksportir seperti ALKO Kopi dalam memantau seluruh proses produksi secara efisien. Dengan adanya data yang terstruktur dan terintegrasi, pihak eksportir dapat memastikan bahwa kopi yang diekspor memenuhi semua persyaratan kualitas dan keberlanjutan yang diminta oleh pasar luar negeri, termasuk Jepang. Hal ini juga mengurangi risiko pemalsuan atau manipulasi data dalam rantai pasok.
Bagi konsumen di Jepang, teknologi ini memungkinkan mereka untuk memverifikasi asal-usul kopi yang mereka beli. Mereka dapat dengan mudah melacak riwayat kopi hingga ke petani yang menanamnya, memastikan bahwa kopi tersebut diproduksi secara etis dan ramah lingkungan. Ini memberikan pengalaman yang lebih personal dan bermakna bagi konsumen, sekaligus meningkatkan kepercayaan terhadap produk kopi Indonesia.
Dengan keberhasilan ekspor kopi berbasis blockchain ini, ALKO Kopi berharap dapat terus memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan kolaborasi dengan para petani lokal. Melalui pendekatan inovatif ini, diharapkan kopi Kerinci semakin dikenal di dunia internasional sebagai produk berkualitas tinggi yang dihasilkan dengan praktik pertanian berkelanjutan dan teknologi yang transparan.