Sijunjung, BeritaSumbar.com,- Puluhan hektar sawah tadah hujan di jorong Pudak Nagari Sijunjung, disinyalir gagal diolah tahun ini, karena rendahnya curah hujan saat ini, kata Malin Cahyo, Tokoh Masyarakat Jorong Pudak, Sabtu (24/7).
Kekhawatiran masyarakat ini terlihat dengan kondisi sawah saat ini, rata- rata sudah mulai mengering, pada hal sawah ini belum diolah sama sekali. Harapan masyarakat untuk mengairi sawah ini tergantung pada curah hujan. Sejak habis lebaran Aidil Fitri dan lebaran Haji ini, curah hujan sedikit sekali.
Kalau hujan tidak rutin turunnya, rasanya sulit bagi masyarakat untuk memulai turun kesawah.Walaupun masyarakat telah melakukan berkaul adat, namun curah hujan tetap rendah. Kalau tahun- tahun sebelumnya, sehabis berkaul adat, curah hujannya tinggi, sehingga sawah yang tadah hujan bisa diolah masyarakat, jelas Malin.
Sebetulnya ada 3 ( tiga) irigasi yang telah dibangun untuk mengairi sawah tadah hujan di jorong Pudak, tapi kondisi irigasi tersebut tidak bisa dimanfaatkan lagi, karena saluran airnya dudah banya yang bocor. Air yang dari irigasi tersebut tidak sampai ke sawah, karena sudah hilang di sepanjang saluran. Adapun irigasi yang sudah ada itu diantaranya irigari Batang Longgo, irigasi Batang Junjung dan Irigasi Batang Silong.
Kalau irigasi yang ada ini bisa dioptimalkan bila saluran air ada tersebut di ganti dengan sistem perpipaan. Faktor kebocoran airnya bisa diatasi dengan baik, tambah Malin.
Kita berharap bisa menjadi perhatian Pemerintah Daerah untuk mengatasi masalah air untuk puluhan hektar sawah masyarakat ini. Kalau airnya lancar, Insyaallah masyarakat bisa dua kali setahun turun kesawah, sehingga ekonomi masyarakat akan lebih baik, apa lagi dalam kondisi pandemi covid 19 ini, kata Malin Cahyo.(Alim)
