Kawasan Saribu Rumah Gadang di Solok Selatan batal didaftarkan ke Unesco untuk menjadi warisan dunia. Hal itu mendapat tanggapan dari masyarakat yang peduli dengan pariwisata.
Nofrins Napilus, tokoh yang giat mempromosikan wisata Sumatera Barat, mempunyai pandangan berbeda dengan pemerintah terkait rencana pengusulan ke Unesco ini. “Kita perlu memperjuangkan ke Unesco. Kalau tidak, maka akan semakin rusak dan ditinggalkan,” katanya kepada ranahberita.com, Selasa (18/12/2013).
Menurutnya, pemerintah tidak bisa menyalahkan masyarakat yang telah merubah keaslian rumah gadang yang terdapat dikawasan tersebut. Masyarakat mengganti dengan beton di beberapa bagian karena masyarakat tidak mengerti.
“Seharusnya pemerintah membina masyarakat secara berkala agar memelihara kemurnian bangunan. Kita tidak bisa salahkan masyarakat. Mereka mengganti dengan semen karena masyarakat ingin membuktikan kalau mereka sudah sanggup membeli semen, tapi tidak paham soal nilai orisinalitas dari bangunan itu,” ujarnya.
Dari pantauan Nofrins di lokasi, ada beberapa bagian bangunan yang dibeton. Misalnya tangga dan pondasi tiang. Tapi itu hanya sekitar 20 persen. Secara umum masih orisinal.
Untuk memperjuangkan kawasan Saribu Rumah Gadang menjadi warisan dunia, kata Nofrins, perlu digali lagi informasi tentang kawasan itu dan membina masyarakat. “Kita tidak boleh menyerah begitu saja. Karena kawasan ini memang satu-satunya di Sumatera Barat. Di tempat lain ada juga rumah gadang, tapi terpisah-pisah.”
Nofrins menambahkan, dengan adanya status kawasan ini, baik tingkat internasional ataupun nasional, maka bantuan akan mudah masuk. Sehingga, kawasan ini semakin mendapat perhatian dan bisa dijaga kemurniannya.
Sebelumnya, Kepala Bidang Budaya Dinas Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Disbudparpora) Solok Selatan, Desrial, seperti dilansir Antara mengatakan, kawasan tersebut batal diusulkan ke Unesco sebagai warisan dunia.
“Sekarang kondisi rumah gadang di Solok Selatan memang sudah banyak yang dirombak oleh pemiliknya dengan memakai semen, seperti di bagian tangga, pondasi atau lantainya. Itu yang menjadi salah satu alasan oleh tim survei kenapa kawasan Saribu Rumah Gadang Solok Selatan batal diusulkan sebagai warisan dunia,” katanya. (RB)