Pesisir Selatan – Banjir besar tanggal 3 November 2011 yang melanda daerah Pesisir Selatan benar-benar dasyat. Beberapa ruas jalan dan jembatan putus dibuatnya. Salah satunya adalah jembatan Talao Kandi di nagari Punggasan Timur, kecamatan Linggo Sari Baganti. Jembatan penghubung daerah Punggasan dengan Lubuak Buayo Air Haji itu putus dan tak bisa dilewati lagi.
Putusnya jembatan Talao Kandi sangat mengganggu kelancaran transportasi masyarakat Punggasan dan Lubuak Buayo Air Haji. Daerah yang biasanya bisa ditempuh dengan jarak 2 kilometer, kini terpaksa dilalui lewat jalan memutar ke Air Haji dengan jarak 8 kilometer lebih. “Kondisi ini sangat menggangu masyarakat,” sebut Azhari, tokoh masyarakat Punggasan di lokasi jembatan Talao Kandi, Senin (17/6) lalu.
Dikatakan Azhari, di awal putusnya jembatan tersebut, masyarakat bergotong royong membuat jembatan darurat dari bambu. “Tapi banyak masyarakat yang jatuh masuk sungai olehnya,” ujarnya sembari menyebutkan, untung saja tak ada yang terbentur ke besi bantalan jembatan lama yang masih melintang di lokasi tersebut. “Untung saja tak ada korban jiwa,” tambahnya.
Melihat kondisi seperti itu, lanjut Azhari, seorang perantau Punggasan (anggota Kostrad) di Jakarta bernama Jamaris yang kebetulan pulang kampung, langsung menggerakan masyarakat membangun jembatan darurat yang lebih bagus dari batang kelapa. “Sejak itu sudah tak ada lagi yang jatuh,” sebutnya. “Tapi untuk membawa pupuk dan hasil pertanian, masyarakat tetap harus lewat jalan memutar ke Air Haji yang jaraknya 8 kilometer lebih,” tegasnya.
Azhari bersama tokoh masyarakat Aziz berharap Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan segera membangun kembali jembatan tersebut. “Karena kondisinya sangat menyusahkan masyarakat,” ujar Aziz sembari berharap ada perhatian khusus dan lebih serius dari Bupati Nasrul Abit. “Pak Bupati NA (Bupati Nasrul Abit-red), bilo jambatan kami ka bapaelokan, pak….?,” ujar kedua tokoh masyarakat Punggasan itu menyampaikan pesan kepada Bupati Nasrul Abit.
Masih Menuggu Dana dari BNPB
Walinagari Punggasan Timur, Syafrijal yang ditemui di kantornya menyebutkan, pihaknya sudah berulang kali mendesak Dinas PU Kabupaten Pesisir Selatan untuk segera membangun kembali jembatan Talao Kandi tersebut.
“Setiap ada urusan ke Painan, selalu saya sempatkan menanyakannya ke Dinas PU, tapi belum ada kepastian kapan akan dibangun kembali,” ujarnya. “Kata orang Dinas PU, itu menunggu dana bencana alam dari pusat,” tambahnya.
Ditambahkan Syafrijal, di Punggasan Timur ada dua jembatan lagi yang juga dalam kondisi rusak berat. “Jembatan Koto Langang yang menghubungkan nagari Punggasan Timur dangan Punggasan (nagari induk) juga dalam kondisi rusak berat,” ujarnya sembari menjelaskan, pondasi dan lonengnya retak akibat gemba 2007 dan 2009 lalu. “Kini lantainya yang dari kayu juga sudah banyak yang patah karena sudah lapuk,” tambahnya.
“Jembatan gantung Talatau Lubuak Ulu juga rusak,” lanjut Syafrijal sembari menjelaskan, jembatan ini rusak akibat banjir besar akhir tahun 2011 lalu. “Pondasinya ambruk, dan sling penahan lantainya putus,” ujarnya. “Kini sudah diperbaiki oleh masyarakat, tapi itu perlu diperbaiki lagi secara permanen supaya lebih aman,” tambahnya sembari berharap Pemkab Pessel segera memperbaiki ketiga jembatan tersebut.
Camat Linggo Sari Baganti, Nuzirwan N, MT yang dikonformasi via ponselnya mengatakan, pembangunan kembali jembatan Talao Kandi sudah masuk dalan anggaran tahun 2013. “Itu dibangun tahun ini,” ujarnya seraya menyebutkan, dana pembangunan jembatan tersebut masuk dalam DAK (dana alokasi khusus) tahun 20013 senilai Rp850 juta. “Tapi kapan akan dimulai, kita belum dapat kepastian dari Dinas PU,” ujarnya lagi.
Di kesempatan terpisah, Daswito, ST, Kabid Bina Marga Dinas PU Kabupaten Pesisir Selatan yang dikonfirmasi via ponselnya, Jumat (21/6) mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan kapan jembatan Talao Kandi akan dibangun kembali.
“Kita sedang menunggu dana dari BNPB (Badan Nasional Penangguilangan Bencana-red),” ujarnya. “Itu sudah kita usulkan bersama jembatan dan jalan yang rusak oleh gempa dan bencana alam lainnya,” tambahnya.
“Karena sudah dimasukan ke program bencana alam BNPB, makanya kita tidak menganggarkannya lagi di APBD Pesisir Selatan,” ujar Daswito lagi.
“Namun hingga kini kita belum mendapat kepastian kapan dana tersebut turun,” tambahnya sembari berjanji akan terus mendesak BNPB supaya segera menurunkan dana bencana alam ke Pesisir Selatan. “Masyarakat harus bersabar, karena APBD kita sangat terbatas,” pungkasnya. (red/so)