Oleh: Ns. Muthmainnah, M.Kep
Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
Pendidikan dan penyuluhan gizi dengan menggunakan slogan 4 sehat 5 sempurna dalam mengkonsumsi makanan sehari-hari yang dimulai pada tahun 1952 telah berhasil menanamkan pengertian tentang pentingnya gizi dan merubah perilaku konsumsi masyarakat. Namun, dalam perkembangan ilmu gizi, hal tersebut tidak cukup tepat untuk mengakomodir perkembangan ilmu yang baru. Jika kita berbicara 4 sehat 5 sempurna tanpa keseimbangan dirasakan tidak cukup.
Kebijakan “Isi Piringku” dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada akhir tahun 2017. Isi piringku merupakan pedoman untuk mengampanyekan konsumsi makanan yang sesuai dengan pedoman gizi seimbang. Isi piringku menentukan kesehatanku. Isi piringku menggambarkan porsi makan yang dikonsumsi dalam satu piring dengan anjuran separuh isi piring berupa sayuran (2/3) dan buah (1/3) dan separuhnya lagi berisi karbohidrat (2/3) dan protein (1/3).
Contoh Isi Piringku sekali makan dengan makanan pokok. Jika memilih nasi bisa dengan 3 centang (150 gram) atau 3 kentang sedang (300 gram) atau 1.5 gelas mie kering (75 gram). Protein hewani berasal dari lauk pauk seperti ikan kembung (75 gram) atau 2 potong sedang ayam tanpa kulit (80 gram) atau 1 butir telur ayam berukuran besar (55 gram) atau 2 potong daging sapi sedang (70 gram). Protein nabati berasal dari tumbuhan seperti tahu (100 gram) atau 2 potong tempe sedang (100 gram). Sayuran berukuran 1 mangkok sedang (150 gram). Buah bisa dengan 2 potong pepaya sedang (150 gram) atau 2 buah jeruk sedang (110 gram) atau 1 buah kecil pisang ambon (50 gram)
Kualitas sumber daya manusia yang perlu ditingkatkan melalui upaya perbaikan gizi masyarakat melalu penerapan gizi seimbang. Gizi seimbang merupakan susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan pemantauan berat bedan secara teratur untuk mencegah masalah gizi. Indonesia masih memiliki masalah kekurangan gizi diantaranya kecendrungan balita kurus (wasting), balita pendek (stunting) dan gizi kurang (underweight) serta anak sekolah kurus.
Pedoman gizi yang seimbang terdiri dari beberapa pesan tentang menjaga gizi. Menjaga pola makan gizi yang seimbang, minum air putih minimal 8 gelas sehari, aktivitas fisik minimal 30 menit perhari, mengukur berat dan tinggi badan yang sesuai untuk mengetahui kondisi tubuh. Kampanye isi piringku juga menekankan pembatasan gula, garam dan lemak dalam konsumsi sehari-hari. Selain itu, mencuci tangan sebelum dan sesudah makan menggunakan sabun.