Payakumbuh,BeritaSumbar.com,– Meski proses belajar mengajar (PBM) ditiadakan akibat pandemic Virus Corona, kebersihan lingkungan sekolah harus tetap diperhatikan. Pihak sekolah tetap harus memelihara kebersihan dan keasrian sekolah agar prediket sebagai sekolah sehat bisa terus diraih dan dipertahankan.
Demikian salah satu amanat Camat Payakumbuh Timur Irwan Suwandi. SN saat membuka Rapat Koordinasi Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) se Kecamatan Payakumbuh Timur pada Senin (16/11). Rakor berlangsung di aula kantor camat setempat.
Hadir pada kesempatan itu, 35 orang para kepala sekolah atau utusan sekolah se Kecamatan Payakumbuh Timur mulai dari jenjang TK/RA, SD, SLTP dan SLTA/ sederajat. Turut hadir Kepala Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh diwakili Kasi Ermawati selaku narasumber kegiatan serta pimpinan Puskesmas Air Tabit.
Dalam sambutan sekaligus arahan, Camat Payakumbuh Timur menjelaskan tujuan diadakan Rakor adalah guna membangun kembali kesadaran setiap penanggunjawab sekolah untuk senantiasa memelihara kondisi sekolah agar tetap terkategori sekolah sehat.
Rakor juga ditujukan untuk mengevaluasi capaian indikator sekolah sehat sekaligus menetapkan sekolah yang akan menjadi perwakilan kecamatan dalam lomba sekolah sehat (LSS) untuk tahun 2021.
“Kemarin, kami sempat turun mendampingi tim pembina sekolah sehat ke sebuah sekolah didaerah kita. Kami terkejut dengan penurunan kondisi lingkungan disana seperti tanaman yang menguning bahkan mati serta kondisi lingkungan yang kurang terawat. Apakah ini karena dampak tidak sekolah karena korona?”, tanya Camat Irwan.
“Nah, oleh karena itu, pada kesempatan ini kami minta bapak ibu kepala sekolah agar tetap memelihara kondisi lingkungan sekolah yang sudah baik sebelumnya. Jangan gara-gara korona, kita jadi ‘set back’ atau melangkah mundur. Sayangkan, kita sudah capek membina keasrian sekolah lalu tiba-tiba pudar hanya karena kurang perawatan akibat korona,” beber Camat Irwan kepada para kepala sekolah.
Sementara narasumber dari Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh Ermawati menyoroti adanya sekolah yang tidak menyampaikan laporan kegiatan sekolah sehat. Dikatakan, laporan tersebut berguna untuk memetakan kondiai sekolah sekaligus menetapkan kebijakan bantuan yang akan diberikan untuk menuju kondisi sekolah sehat yang paripurna.
“Ada empat jenjang kriteria sekolah sehat yaitu dasar, standar, optimal dan paripurna sebagai tingkatan tertinggi. Setiap tingkatan ada kriteriannya. Nah melalui laporan periodik, maka kita bisa mengetahui sekaligus membenahi apa saja yang perlu diperbaiki terkait sekolah sehat disetiao sekolah kita,” ujar Ermawati.
Ermawati juga mengingatkan agar Tim Pembina kecamatan secara berkala turun ke sekolah-sekolah dan melakukan pembinaan untuk meminimalisir kekosongan data tersebut.
“Untuk tahun 2020 ini kami berharap tim kecamatan segera turun ke lapangan dan membagikan kuesioner terkait data sekolah sehat. Pihak sekolah silahkan mengisi kuesioner tersebut sesuai kondisi masing-masing. Jadi tidak ada istilah kekosongan data dari sekolah kita. Semua sekolah ada datanya,” ujarnya.
Dikatakan, sekolah sehat pada prinsipnya terfokus pada usaha bagaimana membuat sekolah tersebut memiliki kondisi lingkungan belajar yang normal (tidak sakit) baik secara jasmani maupun rohani.
“Sekolah sehat ditandai dengan situasi sekolah yang bersih, indah, tertib, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kekeluargaan dalam kerangka mencapai kesejahteraan lahir dan batin setiap warga sekolah,” pungkasnya.
Lomba sekolah sehat (LSS) sendiri rutin diadakan secara berjenjang setiap tahun dari tingkat kota hingga nasional. Untuk tahun 2020 ada sejumlah sekolah di Kecamatan Payakumbuh Timur yang berhasil menjadi yang terbaik dan ikut berlomba di tingkat provinsi seperti SMPN 9 Payakumbuh, SMPN 3 Payakumbuh dan SMAN 1 Payakumbuh. Karena situasi pandemic, perlombaan tersebut urung dituntaskan. (rel)