Penulis: Ns. Dewi Murni, M.Kep
Dosen Keperwatan Universitas Andalas
Dokumentasi merupakan sarana komunikasi afektif antar profesi kesehatan ini bertujuan mencegah kesalahan informasi, mencegah informasi berulang dan memberikan kesinambungan pelayanan kepada pasien.
Pencatatan dokumentasi keperawatan itu berguna untuk kepentingan pasien, para perawat serta seluruh tim kesehatan yang bekerja memberikan pelayanan kesehatan kepada satu orang pasien. Kinerja perawat dapat dilihat dari pendokumentasian asuhan keperawatan, yang merupakan catatan atau outcome yang dihasilkan oleh seorang perawat.
Untuk Meningkatkan Mutu pelayanan di Rumah sakit diperlukan beberapa dsain atau startegi agar dapat melakukan proses pelayanan yang dengan focus pada peningkatan mutu pelayanan. Salah satu starategi yang di lakukan adalah sharing ilmu, yaitu dengan pelatihan atau tarning. Pelatihan merupakan faktor penting dalam meningkatkan kualitas kerja seseorang sesuai dengan tanggung jawabnya ditempat kerja.
Kegiatan desimilasi ilmu bertempat di Aula Puncak Anai Lantai 2 RSUD Padang. Denag topik Integrated Patient Development Record (CPPT). Catatan perkembangan pasien terintegrasi adalah catatan perubahan subjektif dan objektif serta pengkajian selanjutnya yang berdasarkan prinsip cost effectiveness.
CPPT juga merupakan hasil asuhan pelayanan medik pasien atau kesimpulan rapat dari tim asuhan atau diskusi lain tentang kolaborasi terhadap pelayanan pasien dicatat dalam rekam medis pasien di catatan terintegrasi. Penulisan dalam CPPT ini mempunyai sistematika model SOAP. Menurut mahasiswa Ns. M.Hardiansyah, S.Kep.
Pelaksanaan penulisan CPPT yang telah dilakukan di ruang interne sudah baik dibuktikan dengan penulisan CPPT sudah memenuhi dan berbasis SOAP sesuai dengan ketentuan atau pedoman dan SPO penulisan CPPT yang disusun.
Perawat menuliskan instruksi pada kolom instruksi PPA dan intruksi telah menggambarkan OTEK (Observasi, Terapeutik, Edukasi dan Kolaborasi). Berdasarkan observasi mahasiswa residensi Tidak lagi hanya berisikan instruksi kolaboratif. Perkembangan pasien dapat terlihat jelas dengan penegakkan diagnosis yang selalu di perbaharui sesuai dengan hasil pengkajian terkini perawat.
Peran supervisor klinik sangat diperlukan dalam memberikan pengarahan, motivasi, pelatihan dan bimbingan serta penilaian kepada perawat pelaksana. Agar pelaksaan CPPT diberjalan sesuai dengan rencana. Supervisor dalam keperawatan adalah Kepala Ruangan yang bertanggungjawab untuk melakukan supervisi pelayanan keperawatan yang diberikan pada pasien di ruang perawatan yang dipimpinnya.
Prinsip supervise yang di jalankan oleh supervisor ada 3F yaitu harus fair, memberikan Feek back, serta memberikan Folow up. Dengan proses ini maka pendokumentasi CPPT bisa diterapkan. supervisor keperawatan harus memiliki 4 K dari karakteristik supervisor ideal,
yaitu 1) Karakter harus seorang yang jujur, artinya mengakui semua perbuatannya benar atau salah. Supervisor juga haruslah berintegritas, artinya melaksanakan apa yang diucapkannya dan menjadi teladan. 2) Koperatif bisa bekerja sama dengan bawahan, klien, supplier, sesama supervisor, dan manajernya. 3) Kompeten di bidangnya dan 4) Komunikatif dapat menjadi pendengar yang baik, memberikan respon yang tepat, bukan menggurui, bukan menasehati apalagi mengecam. Supervisor melakukan kegiatan yang bersifat sustainable (rutin) meliputi pemantauan dan peningkatan sistem secara keseluruhan kinerja.
Supervisor mampu memberikan support yang akan membuat proses supervisi menjadi lebih kondusif untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja perawat. Sehingga mutu pendokumentasian CPPT dapat meningkat dan terjalin komunikasi efektif antar tenaga kesehatan khususnya perawat dalam pemberian layanan.
