Oleh : Sovia Susianty
Dosen Fakultas Keperawatan Unand
Keluarga adalah pilar utama dalam kehidupan kita. Mereka adalah tempat kita pulang, tempat kita mencari dukungan, dan tempat kita merasa diterima apa adanya. Ketika salah satu anggota keluarga dihadapkan pada penyakit kronis, seperti diabetes, kanker, atau penyakit jantung, keluarga tersebut seringkali diuji hingga batasnya. Namun, seperti yang dibahas dalam literatur, konsep resiliensi keluarga muncul sebagai cara keluarga mengatasi tantangan yang dihadapinya.
Resiliensi keluarga dapat didefinisikan sebagai kemampuan keluarga untuk tetap bersama, berkembang, dan bahkan tumbuh lebih kuat dalam menghadapi stres, tekanan, dan perubahan yang dihadapi oleh salah satu anggota keluarga.
Ada beberapa dampak anggota keluarga yang menderita penyakit kronis terhadap stabilitas keluarga, yang pertama adalah dampak emosional , salah satu dampak terbesar dari anggota keluarga yang menderita penyakit kronis adalah dampak emosional.
Keluarga sering kali merasa cemas, stres, dan cemas tentang kondisi anggota keluarga yang sakit. Mereka juga mungkin merasa sedih dan tidak pasti tentang masa depan. Dampak emosional ini dapat menciptakan ketegangan dalam hubungan keluarga dan memengaruhi kesejahteraan emosional anggota keluarga lainnya. Dampak yang kedua adalah perubahan peran keluarga , Ketika salah satu anggota keluarga sakit, peran dalam keluarga sering berubah.
Orang yang sebelumnya berperan sebagai penyokong dan pelindung mungkin sekarang memerlukan perawatan dan dukungan. Ini dapat menciptakan perasaan ketidakseimbangan dan ketidakpastian dalam keluarga. Anggota keluarga lain mungkin harus mengambil peran baru dalam merawat orang yang sakit, yang bisa memengaruhi dinamika keluarga.
Yang ketiga adalah tantangan keuangan, Penyakit kronis sering kali memerlukan perawatan medis dan obat-obatan yang mahal. Ini dapat menimbulkan beban keuangan yang signifikan pada keluarga, terutama jika anggota keluarga yang sakit tidak memiliki asuransi kesehatan yang memadai. Tantangan keuangan ini dapat menciptakan stres tambahan dalam keluarga dan memengaruhi stabilitas keuangan keluarga.
keluarga dapat mengembangkan resiliensi yang akan membantu mereka mengatasi tantangan penyakit kronis dengan lebih baik bahkan tumbuh lebih kuat dalam menghadapi stres, tekanan, dan perubahan yang dihadapi oleh salah satu anggota keluarga.
Inilah beberapa aspek kunci resiliensi keluarga yang dibahas dalam literatur: 1. Komunikasi yang Terbuka ; Keluarga perlu menciptakan lingkungan di mana semua orang merasa nyaman untuk berbicara tentang penyakit dan perawatan. Komunikasi yang baik memungkinkan anggota keluarga untuk berbagi perasaan dan kekhawatiran mereka 2.Pendidikan Keluarga: Semakin banyak pengetahuan yang dimiliki keluarga tentang penyakit kronis, semakin baik mereka dapat memberikan dukungan yang efektif. Pendidikan keluarga adalah kunci, 3. Dukungan dari Luar: Keluarga dapat mencari dukungan dari kelompok dukungan penyakit kronis, organisasi kesehatan, dan layanan dukungan sosial. Ini membantu mengurangi beban keluarga., 4. Merawat Diri Sendiri: Anggota keluarga juga perlu merawat diri sendiri.
Merawat diri sendiri membantu keluarga tetap kuat dalam merawat anggota keluarga yang sakit. 5. Pendekatan Berbasis Kekuatan: Melihat kekuatan dan sumber daya dalam keluarga adalah pendekatan yang penting dalam membangun resiliensi.
Keluarga sering memiliki kemampuan untuk mengatasi tantangan dan masalah, dan memahami potensi ini dapat membantu mereka merasa lebih mampu menghadapi penyakit kronis, 6. Keterlibatan Keluarga: Melibatkan semua anggota keluarga dalam perawatan dan dukungan bagi anggota keluarga yang sakit adalah langkah penting dalam membangun resiliensi. Ini dapat menciptakan perasaan saling ketergantungan dan menekankan bahwa keluarga adalah tim perawatan yang kuat
Meskipun resiliensi keluarga mungkin berbeda dalam setiap situasi, penting untuk mengakui bahwa dukungan, komunikasi, dan keterlibatan keluarga dalam perawatan adalah faktor kunci dalam membangun resiliensi. Dengan resiliensi yang kuat, keluarga dapat tetap bersama dan tumbuh dalam menghadapi penyakit kronis, memastikan bahwa anggota keluarga yang sakit merasa didukung, dicintai, dan dikelilingi oleh lingkungan yang mendukung.