Oleh: Ns. Muthmainnah, M.Kep
Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
Diare adalah salah satu penyakit yang umum terjadi pada masyarakat (bayi dan anak-anak) di Indonesia. Diare merupakan buang air besar yang lembek atau cair bahkan dapat berupa air saja dengan frekuensi > 3 kali atau lebih sering dari biasanya dalam 24 jam dan berlangsung < 14 hari. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2019, jumlah kasus diare sekitar 7,2 juta jiwa. Sebanyak 1-2% pasien mengalami dehidrasi, 50-60% akan meninggal bila tidak mendapat pertolongan.
Dehidrasi yaitu kondisi dimana tubuh lebih banyak kehilangan cairan daripada yang diterima. Diare dengan dehidrasi terbagi 3: diare tanpa dehidrasi, ciri-cirinya balita tetap aktif, memiliki keinginan minum seperti biasa, mata tidak cekung dan turgor kulit kembali segera, namun balita akan kehilangan cairan < 5% dari berat badan. Dehidrasi ringan-sedang ditandai dengan gelisah, mata cekung, sangat haus, turgor kulit kembali lambat dan kehilangan cairan 5-10% dari berat badan. Dehidrasi berat dikarakteristikkan oleh lesu/lunglai, mata cekung, malas minum, turgor kembali sangat lambat dan kehilangan cairan > 10% dari berat badan. Turgor kulit balita bisa diukur dengan menarik kulit perut anak kemudian lepaskan, normalnya lipatan kulit perut kembali < dari 3 detik.
Tindakan pencegahan dehidrasi pada keluarga jika balita mengalami diare adalah memberikan ASI lebih sering dan lebih lama dari biasanya untuk usia 0-2 tahun (ASI mengandung antibodi yang dapat melindungi bayi dari kuman penyakit). Jika anak mendapat susu selain ASI, kurangi pemberian susu tersebut dan tingkatkan pemberian ASI (ganti pemberian susu lain dengan bubur nasi ditambah tempe, jangan beri susu kental manis). Pemberian oralit untuk mencegah dehidrasi sampai diare berhenti, oralit bisa dibuat di rumah dengan 1 liter air matang ditambahkan 2 sdm gula dan ½ sdt garam. Ibu memberikan air dan makanan berkuah seperti sayur dan sup (usia 6 bulan ke atas). Keluarga memberikan obat zinc selama 10 hari berturut-turut untu mengurangi keparahan diare.
Balita segera dibawa ke fasilitas pelayanan Kesehatan jika ditemukan salah satu atau lebih gejala berikut yaitu diare semakin parah, diare berulang-ulang, demam, darah dalam tinja, muntah terus menerus, anak tidak mau makan dan minum. Penyebaran diare biasa terjadi melalui infeksi seperti bakteri, virus dan parasit. Diare menyebar melalui makanan/minuman yang tercemar atau kontak langsung dengan tinja penderita. Kurang gizi pada balita akan menyebabkan mudah terkena diare. Pencegahan diare yang terbukti efektif dengan menjaga kebersihan dengan mencuci tangan dengan sabun sebelum makanan, makanan yang dimakan terjaga bersih, memperhatikan gizi yang seimbang dan menggunakan jamban dengan benar.