Produksi jagung di Kota Payakumbuh baru mencapai, total 420,27 ton pada triwulan III 2014, dengan luas areal tanam 63 hektar. Padahal, Sumatera Barat butuh sekitar 354 ton lebih per hari, guna memenuhi pakan sebanyak 7,2 juta ekor ayam petelur di Provinsi Tuah Sakato ini. Walikota Payakumbuh Riza Falepi menantang Dinas Tanaman Pangan Perkebunan dan Kehutanan (Distabunhut) kota ini, untuk meningkatkan produksi jagung. Peluang ekonomi yang harus disikapi secara positif.
Ditemui di Balaikota Payakumbuh, Kamis (22/1), Walikota Riza Falepi, mengakui, masih banyak lahan produktif di kota ini yang belum digarap dengan budidaya jagung. Makanya, dalam rangka menjaga ketahanan pangan nasional, SKPD terkait dimotivasi untuk melakukan intensifikasi tanaman holtikultura ini.
Dikatakan, gebrakan Kodim 0306/50 Kota di bawah komando Dandim Letkol Inf. Trisno Widodo, membuka demplot jagung dengan target 10 ton/hektar, di Kelurahan Ampang Tanah Sirah, Kecamatan Payakumbuh Utara, sebuah terobosan yang pantas diberikan apresiasi.
“Kita tak perlu malu dengan terobosan anggota TNI Kodim 0306/50 Kota itu. Sebaliknya, dijadikan partner untuk bersinergisitas dalam meningkatkan produksi pertanian di kota ini. “Mari kita bergandengan tangan dengan TNI dalam bidang pertanian ini,” sebut Riza.
Terkait dengan kebutuhan jagung yang masih jauh dibawah rata-rata itu, walikota mengajak warga, memanfaatkan lahan-lahan kosong dengan tanaman jagung. Menurutnya, dari 7,2 juta ayam petelur di Sumatera Barat, sebanyak 75 persen di antaranya, berada di Limapuluh Kota dan Payakumbuh. Itu berarti, berapa saja tanaman jagung diolah petani di Payakumbuh, jangan khawatir tidak akan terjual atau mendatangkan kesejahteraan bagi petani.
Tinggal lagi, bagaimana upaya Distabunhut bersama jajarannya untuk meningkatkan produksi, dari kondisi sekitar 6,5 ton per hektar menjadi 10 ton per hektar. Distanbunhut diminta untuk melakukan sentuhan tekhnologi pertanian kepada petani di Payakumbuh, simpulnya.