30 C
Padang
Sabtu, September 14, 2024
spot_imgspot_img
Beritasumbar.com

Walikota Riza Ajak Perantau Batam Kerjasama Bidang UKM
W

Kategori -
- Advertisement -

Era Asean Economic Community (AEC) tahun 2015, masih terpaut setahun lagi. Mendagri Gamawan Fauzi melalui  Staf Ahlinya  Bidang Pemerintahan,  Saut Situmorang,  mengajak kepala daerah yang tergabung  dalam Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) Komisariat Wilayah (Komwil) I Sumatera, untuk menyikapi positif AEC tersebut.

Ajakan Mendagri itu langsung diaplikasikan  Walikota Payakumbuh Riza Falepi dengan cepat. Begitu Raker Apeksi Komwil I  di Batam, berakhir Kamis (17/4),  malam harinya, Walikota Riza Falepi bersama Ketua Dekranasda Payakumbuh Dr. Henny Riza Falepi,  melakukan pertemuan dengan sejumlah puluhan pengusaha asal Luak Limopuluah di aula Pusat Informasi Haji Batam Centre.

Bersama pengurus Gonjong Limo Batam yang dipimpin Drs. Zarefriadi, M.Pd, kedua pihak membicarakan peluang usaha, untuk peningkatan ekonomi perantau dengan pelaku usaha menengah dan mikro di kampung halaman. Walikota Riza Falepi menjanjikan, akan memfasilitasi keinginan pengusaha di kampung dengan perantau di Batam. Begitu AEC  bergulir, pengusaha di Payakumbuh dan Limapuluh Kota, bukan jadi penonton, tapi menjadi pelaku usaha yang diperhitungkan dunia  internasional.

Pada pertemuan itu, Walikota Riza Falepi  juga didampingi sejumlah stafnya, seperti Asisten I Setdako Yoherman, Staf Ahli Walikota Hj. Merry Yuliesday,  Kadis Koperindag Indra Syofyan, Kadis Parpora Syahnadel Khairi, Kepala BKD Ruslayetti, Kabag Tapem Erwan dan Kabag Adum Sufriadi. Dua pengusaha muda Payakumbuh, pemilik Dapur Rendang Riry,  Haris Budiman dan pemilik pabrik coklat mini Chochato, Joni Saputra, juga disertakan pada pertemuan ini.

Potensi Payakumbuh dalam bidang industri kerajinan dan makanan diperkenalkan Walikota Riza Falepi dan Kadis Koperindag Indra Syofyan. Menurutnya, soal produksi industri makanan Payakumbuh tak kalah bersaing dengan  produksi pabrik besar nasional. Begitu juga soal rasa dan kemasannya. Payakumbuh punya multi  rendang, tidak hanya rendang daging. Sebut saja rendang paru, rendang ubi, rendang telur dan rendang jagung.

Chochato atau Coklat Kapalo Koto  Payakumbuh, sudah mampu mengalahkan rasa coklat silver queen. Di pabrik mini ini, juga mengolah coklat super, dan jika dicampur susu, akan mampu mengalahkan minuman  Star Bucks Coffe yang lebih mendunia. “Bukan  jual kecap, perantau di Batam, boleh mencobanya langsung, bila pulang kampung  ke Payakumbuh,” sebut Walikota.

Walikota Riza juga menyampaikan komitmen Pemko yang kuat dalam bidang pertanian tanaman pangan dan holtikultura, selain bidang peternakan dan perikanan. Produksi padi Payakumbuh sudah bergerak menuju ke angka 10 ton/hektar. Begitu juga soal cabe dan tanaman lainnya.

Di dunia, cabe yang panjangnya mencapai 30 cm hanya ada di Payakumbuh. Baru-baru ini, petani Payakumbuh juga sukses melakukan pembibitan mentimun unggul. Namanya mentimun latin (mentimun lamposi Tigo Nagori, Red). Biasanya, mentimun 5 buah per kg,  mentimun latin hanya 3 buah per Kg. Untuk ini, Pemko telah membangun sebuah terminal agribisnis yang representatif, guna menampung ratusan ton hasil pertanian bernilai ekspor.

Bidang peternakan, Payakumbuh akan bergandengan dengan PT Berdikari, perusahaan milik negara, dalam pemeliharaan sapi dalam partai besar. Hadirnya UPT Rumah Potong Hewan Modren milik pemprov, dengan kapasitan pemotongan 50 ekor per hari, akan menjadikan Payakumbuh sebagai daerah penghasil daging sapi bermutu dan siap menembus pasar Batam dan negara tetangga.

Sementara, terhadap industri kerajinan, seperti bordiran, tenunan dan songket Payakumbuh, makin variatif dan modis. Sukses Ketua Dekranasda Payakumbuh Dr. Henny Riza Falepi  menggelar Payakumbuh Fashion Week yang sudah memasuki tahun ke dua, membuat industri fashion Payakumbuh makin bergairah.

Dekranasda menggandeng perancang nasional yang tergabung dalam APPMI untuk menciptakan kain produksi anak negeri ini ke tingkat nasional, agar makin digemari oleh seluruh lapisan usia. Dekranasda, seperti disampaikan Dr. Henny, akan berbuat lebih maksimal, memajukan dunia fashion Kota Batiah ke pentas internasional.

Dalam pertemuan tersebut, sejumlah perantau, seperti Evi Visco, A. Dt. Rajo Mangkuto, Aftra, Ridifo, Erman Arif dan Syahrul Khatib, menyambut hangat keinginan Pemko dalam memajukan usaha kecil dan menengah itu.  Ketua Gonjong Limo Zarefriadi, menyatakan dukungan perantau untuk menjembatani kerjasama UKM itu. “Kami perantau Batam, siap memberikan bantuan dan berkerjasama dengan pengusaha di kampung halaman, pak walikota,” kata Zarefriadi.

Malahan, Zarefriadi yang merupakan Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Batam itu, juga mengajak pemko, untuk melahirkan anak muda Payakumbuh yang punya skil yang layak jual di Kota Batam. Jika pemuda Payakumbuh dan Limopuluah Kota, punya skil kuat dibidang industri, tak sulit bagi Gonjong Limo memfasilitasi mereka ke perusahaan asing yang ada di Batam.

Malahan, menurut  Epi Visco, pengusaha Payakumbuh yang sukses di  bidang taylor ini, mengaku kesulitan mencari anak jahitnya. “Jika ada yang terampil dari kampung sendiri, kenapa harus mencari tenaga kerja dari Jawa,” sebut Epi Visco.

Nada yang sama juga dilontarkan menantu Mak Pado, mantan penyiar Radio ternama di Payakumbuh yang sudah merantau ke Batam. Menurut Dewi, sebagai pelaku usaha fashion, jika model fashion Payakumbuh sudah variatif, bersedia datang  mengambil barang ke Payakumbuh. Kenapa harus ke Tanah Abang Jakarta, katanya.

Mak Pado, juga menyampaikan, peluang bisnis dibidang perikanan yang sangat menjanjikan dim Kota Batam. Ikan air tawar dalam bentuk bibit, siap ditampungnya, jika ada petani Payakumbuh yang bersedia bekerjasama dengannya. Kita  membutuhkan lele, nila, gurami dan belut yang cukup besar setiap hari, tegasnya

- Advertisement -
- Advertisement -

BERITA PILIHAN

- Advertisement -
- Advertisement -

Tulisan Terkait

- Advertisement -spot_img