Tim baru pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa sudah mulai menyusun langkah setelah pernyataan sikap penarikan diri dari proses rekapitulasi Pemilu Presiden/Wakil Presiden, Selasa (22/7).
Ketua Tim Letnan Jenderal TNI (Purn) M Yunus Yosfiah langsung memimpin rapat intensif di Rumah Polonia, Jakarta Timur.
Juru Bicara Tim Prabowo-Hatta Tantowi Yahya mengatakan, tim baru ini mempunyai arah perjuangan yang berbeda dengan tim pemenangan. “Fase kedua ini sebuah tim yang mempunyai tujuan mencari keadilan,” kata dia saat konferensi pers di Rumah Polonia.
Tantowi mengatakan, perjuangan tim baru ini adalah mendesak Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk melakukan Pemungutan Suara Ulang (PSU). Ia menyebut ada sekitar 52 ribu Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang hasil suaranya dinilai janggal.
“Kejanggalan ini sangat kasat mata, sangat mudah ditelisik,” kata politisi Partai Golkar itu.
Untuk memperjuangkan hal tersebut, Tantowi mengatakan, tim Prabowo-Hatta akan bekerja “spartan” dalam dua pendekatan. Ia mengatakan, ada pendekatan melalui langkah hukum, ada juga pendekatan lewat langkah politik. Ia menilai kedua langkah pendekatan itu merupakan jalur yang bermartabat dan konstitusional.
Tantowi mengatakan, untuk langkah hukum tim Prabowo-Hatta akan melaporkan indikasi dugaan kecurangan dan pelanggaran dalam proses pemilu ke Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP). Kemudian ada juga temuan mengenai dugaan aparat dan pimpinan daerah yang bermain. “Akan kami telusuri. Itu langkah hukum akan kami lakukan semua,” kata dia.
Jalur gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK), menurut Tantowi, juga masuk dalam pertimbangan. Mengingat KPU sudah merampungkan seluruh rekapitulasi suara dan menetapkan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla sebagai pemenang.
“Langkah ini bisa kami ambil karena kami menutut pemungutan suara ulang,” ujar dia.
Namun, Tantowi menegaskan, tim Prabowo-Hatta intinya mempermasalahkan proses, bukan hasil. Sehingga, ia mengatakan, domain persoalan itu masih ada di KPU. Sementara terkait langkah politik, ia mengatakan, koalisi Merah Putih akan akan menggunakan semua instrumen politik yang ada.
“Teman-teman di dewan, instumen politik yang dimiliki koalisi Merah Putih,” kata dia. (rol/rbr)