Oleh: Silvia Permata Sari
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Andalas
Pupuk berdasarkan asalnya dibagi menjadi dua yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik yaitu pupuk yang berasal dari alam. Pupuk ini dicirikan dengan kelarutan unsur haranya yang rendah di dalam tanah. Penggunaannya untuk memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah. Keunggulan pupuk organik dibandingkan pupuk anorganik yaitu memperbaiki struktur tanah, menaikkan daya serap tanah terhadap air, menaikkan kondisi kehidupan di dalam tanah, dan sumber makanan bagi tanaman. Contoh dari pupuk organik yaitu pupuk kandang, humus, pupuk hijau, dan kompos.
Pupuk organik berdasarkan bentuk fisiknya digolongkan menjadi 2, yaitu pupuk organik cair dan pupuk organik padat. Kedua pupuk organik tersebut dianggap sebagai salah satu alternatif penggunaan pupuk. Selain itu pupuk organik dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara makro dan mikro bagi tanaman. Pupuk organik padat mempunyai peranan penting dalam menunjang produktivitas tanah, karena mempengaruhi sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Aplikasi pupuk organik padat selain diberikan melalui tanah, juga dapat melalui daun.
Tithonia diversifolia (bunga matahari Meksiko atau Paitan) merupakan salah satu jenis tanaman yang dapat tumbuh pada kondisi tanah kurang subur. Tanaman ini menyebar hampir di seluruh dunia dan sudah dimanfaatkan sebagai sumber hara N, P, dan K oleh petani di Kenya tetapi pemanfaatannya di Indonesia belum banyak dilakukan. Tithonia diversifolia dapat dimanfaatkan sebagai pupuk hijau dan sumber bahan organik tanah melalui teknik pertanaman lorong atau tanaman pembatas kebun. Tanaman ini berkembang biak secara generatif dan vegetatif, yaitu dari akar dan setek batang atau tunas, sehingga dapat tumbuh cepat setelah dipangkas .
Hasil penelitian mengatakan bahwa kombinasi Tithonia diversifolia dengan pupuk kandang memiliki tingkat dekomposisi yang lebih cepat dibandingkan Centrosema pubescens. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa penggunaan 3.5 ton Tithonia diversifolia per hektar dan 10 ton pupuk kandang ayam per hektar mampu meningkatkan tinggi tanaman kedelai rata-rata 11.79 dan 7.99% lebih tinggi dibanding perlakuan pupuk kandang ayam dan Centrosema pubescens. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa residu pupuk organik (Tithonia diversifolia, pupuk kandang ayam, dan Centrosema pubescens) memberikan pengaruh nyata pada bobot basah daun, bobot kering dan jumlah polong isi.
Pemberian pupuk Tithonia diversifolia dapat meningkatkan bobot segar tanaman karena mampu menyediakan nitrogen sebagai bahan dasar pembentukkan klorofil dan mudah terurai. Beberapa peneliti telah melakukan percobaan dengan menggunakan pupuk kandang ayam dan Tithonia diversifolia sebagai sumber bahan organik di lahan pertanaman kedelai.
Penggunaan 10 ton pupuk kandang ayam ditambah 3.5 ton Tithonia diversifolia per hektar mampu mencapai produktivitas sebesar 1.48 ton per hektar, sedangkan 20 ton pupuk kandang ayam per hektar tanpa penambahan Tithonia diversifolia hanya mencapai produktivitas sebesar 1.16 ton per hektar. Selanjutnya juga diketahui bahwa pemberian 5 ton pupuk kandang ayam ditambah 1.75 ton Tithonia diversifolia per hektar dapat mencapai produktivitas kedelai sebesar 2.07 ton per hektar. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pupuk kandang ayam dapat dikombinasikan dengan pupuk hijau Tithonia diversifolia.
Dosis pupuk yang digunakan pada penelitian ini sebesar 6.25 ton pupuk kandang ayam per hektar ditambah 6.25 ton Tithonia diversifolia per hektar. Perlakuan penurunan dosis pupuk tersebut sebagai upaya untuk mengurangi jumlah pupuk kandang yang diberikan, dengan harapan kedelai masih dapat berproduksi dengan baik. Pemanfaatan tanaman Tithonia sebagai pupuk tidak hanya dapat diaplikasikan untuk tanaman kedelai saja, tetapi juga bisa dimanfaatkan untuk tanaman pangan maupun tanaman hortikultura lainnya