Tanjung Balai, BeritaSumbar.com,-Tim kewaspadaan Kabupaten Sijunjung lakukan Study banding ke Kota Tanjung Balai Sumatera Utara. Rombongan disambut langsung oleh Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Tanjung Balai Edwarstah S.Sos. Dihadapan rombongan Edwarstah memaparkan bagaimana Tanjung Balai menyikapi setiap permasalahan yang menyangkut SARA (Suku, Agama dan Ras) Serta perbedaan pandangan Politik
Kuncinya adalah Menjalin hubungan silaturahmi antar umat beragama dan antar suku bangsa yang ada di Kota Tanjung Balai Provinsi Sumatera Utara, kata Kepala Badan kesatuan Bangsa dan Politik Edwarstah.S.sos, dihadapan Tim Kewaspadaan Dini Ranah Lansek Manih Rabu (7/6).
Menurut paparan Kaban Kesbangpol, walikota Tanjung Balai H.Waris yang juga seorang ustad, selalu menjalin hubungan silaturahmi kepada umat agama lainnya, dengan mengunjungi tempat ibadah maupun kerumah tokoh- tokoh agama pada perayaan hari kebesarannya. Kegiatan ini rutin dilakukan Walikota sama Forkopimda, kata Edwarstah.
Apabila ada peristiwa atau gesekan antar agama, dan ras, maka mudah dan cepat bisa diatasi. Intinya komunikasi dan Menjalin hubungan silaturahmi yang baik, secara kontinue, mempermudah menyelesaikan masalah sosial dan politik di Kota Tanjung Balai, tambah Edwarstah.
Kota Tanjung Balai terdiri dari 6 Kecamatan dan 31 kelurahan. Ada beberapa persoalan yang muncul selama ini, seperti gesekan agama bisa diselesaikan semalam dengan mengumpulkan seluruh tokoh agama dan ormasnya, kemudian lakukan goro bersama. Kasus narkoba dan pekat lainnya, kalau urusan pribadi, dipertanggungjawabkan secara individu. Kesbangpol akan melakukan pemantauan terhadap gerakan sosial dan politik yang akan menganggu ketertiban dan keamanan Kota Tanjung Balai. Pengelolaan ini perlu koordinasi Forkopimda dan unsur pemerintah yang terendah serta unsur unsur pemerintah non formal, kata Edwarstah.
Kepala Kantor Kesbangpol Kabupaten Sijunjung Adie Warman pada kesempatan itu menjelas, bahwa kabupaten Sijunjung berbatas langsung dengan Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau memiliki penduduk diatas 300 ribu jiwa lebih, masih banyak dalam kawasan hutan, dengan luas wilayah 372 km², 8 Kecamatan 63 nagari atau desa.Ada empat agama islam, hindu, Budha dan Kristen Katolik, Protestan.
Kecamatan Kamang Baru merupakan Kecamatan yang dihuni berbagai suku bangsa dan berbagai macam agama yang akhir tahun dalam perayaan Natal dan tahun baru, selalu muncul riak-riak yang menimbulkan masalah, untuk itu, perlu kami menambah ilmu untuk mengatasi masalah ini, kata Adie Warman.(Alim)