Limapuluh Kota, beritasumbar.com,- Pola pengabungan tanam padi dan berternak ikan belum terbiasa dilakukan oleh masyarakat. Namun pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota melalui Perikanan setempat terus mengembangkan dan mensosialisasikan hal tersebut.
“Awalnya program mina padi dikembang seluas 25 hektar, tapi sekarang tersisa 12 hektar,” kata Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Limapuluh Kota Refilza melalui Kabid Pengelolaan Pembudidayaan Ikan Alfadri saat dihubungi wartawan, Senin (9/1/2017).
Ia mengatakan pengurangan tersebut, disebabkan karena faktor kemarau panjang yang melanda daerah itu sejak beberapa bulan terakhir, sehingganya banyak tanaman padi masyarakat setempat jadi gagal panen.
Tahun 2017, kata dia program mina padi itu akan ditambah 11 hektar lagi, dimana 10 hektar dibiayai dengan APBN melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta satu hektar melalui APBD Kabupaten Limapuluh Kota.
Menurutnya, program tersebut belum banyak digalakkan oleh petani di Kabupaten Limapuluh Kota. Untuk itu, pemerintah daerah berupaya memberikan pemahaman kepada petani sehingga mereka mau menggalakkannya.
“Kegiatan penyuluhan itu dilakukan melalui Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan), sehingganya perlu sosialisasi lebih karena selama ini masyarakat di daerah itu belum terbiasa melakukanya,” kata dia.
Ia menyebutkan program tersebut membutuhkan teknis khusus, diantaranya lahan atau sawah harus berpengairan tetap dan aman dari banjir. Beberapa kecamatan yang cocok untuk pengembangan mina padi itu diantaranya Mungka, Payakumbuh, dan Harau.
“Pola ini terbukti berhasil, selama menerapkan sistem mina padi, petani menyadari ada penambahan pendapatan. Hanya saja mereka belum terbiasa mengembangkannya, sebab program tersebut membutuhkan pemeliharaan lebih,” kata dia.
Alfadri menambahkan, ke depannya pihaknya juga akan mengembangkan program mina padi itu jadi ekowisata, sehingga dapat meningkatakan pendapatan masyarakat.
Sebelumnya, Direktur Pakan pada Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan Coco Kokarkin mengatakan mina padi menjanjikan keuntungan berlipat, sebab dapat menghemat pakan (makanan) ikan serta pupuk yang dibutuhkan padi.
Ia menyebutkan, ikan biasanya membutuhkan pakan sebanyak 1,3 gram setiap harinya, dengan memelihara di lahan padi, maka pakan yang dibutuhkan hanya sebanyak 0,8 gram atau sudah beruntung sebanyak 0,4 gram.
Begitun juga padi, kalau pada budidaya biasa butuh pestisida dan memakai pupuk yang banyak, maka pada mina padi tidak membutuhkan pupuk banyak.
Selain itu, kadar glukosa padi yang dihasilkan lebih rendah, beras dari program mina padi baik bagi penderita penyakit diabetes.