TANAH DATAR, Menyikapi suasana politik menjelang pilkada kabupaten Tanah Datar pada Desember tahun 2020 mendatang, dinilai masih stagnan. Orasi yang didengungkanpun masih belum keluar dari seorang bakal calon kepala daerah.
Suasana itu, hanya dipanasi oleh para simpatisan atau pendukung yang masih belum bisa membaca situasional dan psikologis bacalon yang diusungnya.
Menyikapi hal ini, Ketua Rumah Gadang Wartawan Luhak Nan Tuo (Rugawa LNT) Aldoris Armialdi menilai, belum bereaksinya politik Tanah Datar, efek dari membisunya bacalon yang berlaga di Pilkada 2020 nanti dari statment sebagai bacalon terhadap kondisi daerah.
“Semua calon masih belum berani muncul mengomentari kondisi daerah secara terbuka, mereka masih bermain narasi pendek tentang pengenalan diri kepada masyarakat,” ucap Aldoris yang akrab disapa Dodoy.
Ia menilai, untuk Tanah Datar sendiri butuh pemimpin yang berkualitas, kreative dalam melayani masyarakatnya serta membuat program yang berinovasi, bukan melayangkan janji-janji.
Itulah sebabnya lanjut pimpinan umum www.kabardaerah.com ini, untuk maju menjadi kepala daerah seorang dituntut memiliki kemampuan membaca menelaah dan memahami kondisi daerah yang akan dipimpinnya.
“Tanpa memahami kondisi daerah, hebatpun secara akademik belum tentu akan berhasil membangun di Tanah Datar ini” ungkapnya
Ditambahkan oleh punggawa Rumah Gadang Wartawan ini, Bahwa Pemimpin itu harus memahami daerah
” pemimpin diharapkan memahami daerah dan kebutuhan masyarakatnya, serta mampu melakukan perubahan dengan jejaring dimilikinya,” ungkap dodoy.
Menyikapi masalah tema politik tahun ini, ia menilai jika masyarakat harus tegas dalam menentukan haknya, tanpa dipengaruhi secara negatif oleh orang lain, ini saatnya bicara rasional
Ia menambahkan, ada keprihatinan terhadap proses yang dilakukan oleh para calon kepala daerah yang ingin maju di Pilkada Tanah Datar ini, yakni keinginan mutlak untuk dikagumi oleh masyarakat, tanpa menjual konsep dan program secara logika.
“Pengenalan diri calon saat ini, tidak lebih dari pengenalan secara person, Apalagi katanya ada yang diluar kader partai, ini tentu beresiko kepada calon kalau prosesnya tidak mengikut sertakan pengurus partai,” pungkasnya.
Memahami kualitas dan kapasitas calon kepala daerah menurut Dodoy, menjadi sebuah keharusan agar pemimpin yang lahir dari Pilkada ini merupakan sosok yang mampu membawa kemajuan.
“Kita harus beri gambaran tentang pilihan politik, agar memberikan hasil pada pilkada mendatang lebih baik serta sesuai harapan rakyat,” tambahnya.(Rezar)