Payakumbuh – Wali Kota Payakumbuh, Sumatera Barat (Sumbar) Riza Falepi mengakui selama tiga tahun kepemimpinannya pembangunan daerah itu terfokus kepada pembenahan di dalam internal pemerintahan dan belum dapat berbuat banyak perubahan.
“Dulu, sistem keuangan kurang tertib, sehingga belum dapat meraih predikat Wajar Tanpa Pengecualian dari BPK, tetapi kini sudah dapat meraih penghargaan tersebut,” kata Riza Falepi di Payakumbuh Minggu.
Ia mengatakan, pihaknya selaku wali kota tidak mau sistem keuangan daerah itu amburadul.
Riza mengakui, saat ini program strategis yang perlu penanganan serius dan makan waktu panjang, yakni pembangunan normalisasi Batang Agam.
“Di kiri dan kanan aliran Batang Agam akan dibangun jalan inspeksi. Saat ini, sudah dialokasikan Rp60 miliar dari pemerintah pusat dan pekerjaannya akan dimulai 2016,” kata dia.
Sebenarnya, kata dia, atas pendekatan dengan Pemerintah Pusat, Kota Payakumbuh mendapat dana pembangunan normalisasi Batang Agam sebanyak Rp120 miliar, namun, dana itu terpaksa ditolak karena terkendala pembebasan tanah.
Menurutnya, jika pembangunan jalan inspeksi di sisi aliran Batang Agam itu rampung, maka di sepanjang aliran tersebut akan tumbuh perkampungan baru.
Selain itu, rencana pembangunan Islamic Centre dan alun-alun kota di atas tanah eks kantor bupati di jalan Jendral Sudirman Payakumbuh sulit diwujudkan, karena urusan tanah dengan Pemkab Limapuluh Kota tidak ada ujung pangkalnya.
“Sebagai opsi terakhir, Islamic Centre itu akan dibangun di dekat kantor Balaikota Payakumbuh. Kendati lokasinya jauh dari pusat kota, tapi tidak masalah, yang penting rencana pembangunan Islamic terwujud,” kata dia.
Salah seorang warga Payakumbuh Edwar berharap pemerintah setempat jangan hanya fokus melakukan pembangunan fisik tetapi juga membangun pendidikan, budaya, dan moral masyarakat.
“Dari beberapa kasus yang ditangani aparat penegak hukum, permasalahan yang terus meningkat adalah narkoba,” kata dia.
Tentunya, kata dia, hal ini perlu dicarikan solusinya agar pengaruh narkoba, khususnya bagi generasi muda dapat diatasi. (Ant/Oleh M R Denya Utama)