Padang,BeritaSumbar.com,-Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul ulama (aswandi) menyesalkan kejadian penganiayaan yang menyebabkan meninggalnya seorang santri di pondok pesantren Nurul Ikhlas Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat.
Menurut keterangan yang diperoleh pihak penyidik dari pelaku, bahwa aksi pengeroyokan ini bermula dari kecurigaan santri yang mengalami kehilangan barang-barang, santri yang kehilangan mencurigai korban Robi Alhalim sebagai pelaku pencurian, hingga mengakibatkan RA menjadi korban pengeroyokan.
Pengeroyokan membuat RA tak sadarkan diri. Ia lalu dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Padang Panjang. Namun, karena kondisinya parah, kemudian dirujuk ke RSUP M Djamil, Padang, hingga akhirnya menghembuskan nafas terakhir di RSUP M Djamil Padang.
Kejadian yang mehebohkan masyarakat Sumatera Barat dalam beberapa hari ini juga menjadi sorotan bagi Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PP IPNU).
Aswandi mengatakan bahwa sangat menyayangkan kejadian tersebut, beliau juga mengatakan, “Bahwa yang bertanggung jawab penuh dalam kejadian ini adalah pihak sekolah yang mana pihak sekolah seharusnya mengetahui ada penganiayaan yang terjadi terhadap salah seorang santri, karena dalam pemberitaan yang beredar di publik penganiayaan itu terjadinya selama tiga hari, artinya ada perencanaan yang memang direncanakan oleh pelaku terhadap korban, berarti tidak sewajarnya dong hal tersebut luput dari pengawasan pihak sekolah, hendaknya ke depan hal-hal seperti ini menjadi catatan penting untuk dievaluasi dan kita berharap tidak terjadi lagi di pesantren manapun di Indonesia”, ujar pimpinan pusat IPNU yang akrab disapa Cak As itu ketika dihubungi via telpon.
Aswandi juga berharap kepada pihak yang berwajib untuk mengusut tuntas kejadian ini serta memberikan hukuman yang setimpal kepada pelaku agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
Kasus ini menjadi pembelajaran yang sangat berarti terutama bagi pihak sekolah untuk lebih berhati-hati dalam pengawasan para santri kedepan. “Saya berharap sangat kejadian ini tidak akan terulang kembali, sehingga tidak menjadi momok yang menakutkan bagi santri maupun orang tua untuk memasukan anaknya ke sekolah-sekolah pesantren”, sahut ketua umum IPNU yang baru terpilih itu.
Aswandi juga menghimbau kepada rekan-rekan IPNU Wilayah untuk benar-benar hadir dalam membentuk karakter dan kepribadian para santri di sekolah-sekolah terutama sekolah yang berbasis pesantren sehingga para santri lebih disibukan dengan kegiatan-kegiatan positif.
“Saya sudah telpon Pimpinan Wilayah IPNU Sumatera Barat untuk mengumpulkan rekan-rekan IPNU di sana agar melaksanakan yasinan serta tahlilan bersama yang mana pahalanya kita peruntukan terhadap korban”, sambung Aswandi.
Aswandi juga menyampaikan ucapan belasungkawa atas kejadian tersebut, “Saya Aswandi ketua umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PP IPNU). menyampaikan turut berbelasungkawa atas kejadian yang menimpah korban, semoga korban di terimah di sisiNya. serta orang tua beserta keluarga yang ditinggalkan senatiasa sabar dalam menghadapi cobaan ini”,
Disamping itu wakil ketua umum PP IPNU yang berasal dari Sumatera Barat, Irwan Suhendra juga turut menyesalkan kejadian tersebut serta turut berduka cita atas kejadian yang menimpah korban, beliau berharap semoga kejadian ini adalah kejadian yang terakhir kalinya. Irwan Suhendra juga menghimbau kepada seluruh santri agar mengedepankan akhlakhul karimah dalam kehidupan sehari-hari, “Pesantren adalah lumbung peradaban bangsa kita, kiprah santri dalam berjihad (jihad pikiran dan tindakan) untuk bangsa ini sudah terekam jelas dalam sejarah perjalanan bangsa, maka dari itu kami sangat berharap kepada seluruh santri untuk dapat menjadi teladan dalam ilmu dan akhlak bagi seluruh lapisan masyarakat, karena adab dan akhlak yang baik merupakan karakter penting yang harus melekat bagi setiap penuntut ilmu (santri). (IMR)