Padang – Kepolisian Daerah Sumatera Barat (Sumbar) menyatakan kondisi di Kabupaten Dharmasraya kondusif pasca penyerangan rumah dinas bupati setempat oleh sekelompok warga.
“Pemerintah kabupaten dan warga telah membuat kesepakatan,” kata Kepala Polda Sumbar Brigjen Pol Bambang Sri Herwanto melalui Kabid Humas AKBP Syamsi di Padang, Selasa.
Ia mengatakan, sebelumnya sejumlah warga mendatangi rumah dinas bupati membawa jenazah rekannya yang meninggal akibat penertiban tambang emas ilegal oleh tim gabungan Polri, TNI dan Polisi Pamong Praja setempat, Senin (26/10).
“Sebelum melakukan penertiban tim sudah memberikan peringatan dan imbauan bahwa tambang akan ditutup,” kata dia.
Setelah itu tim langsung membakar area tambang dimana sebelumnya telah memastikan ada warga atau tidak.
“Karena tidak ada warga makanya tim langsung membakar dan ternyata di dalam lubang tambang masih ada dua orang warga,” ujarnya.
Ia melanjutkan, dari dua orang yang ada di dalam lubang satu diantaranya meninggal dunia dan satunya mengalami luka bakar.
“Dari warga yang selamat kami dapat informasi bahwa mereka masuk lubang secara diam-diam tanpa sepengetahuan warga dan tim gabungan,” kata dia.
Ia melanjutkan, dari kesepakatan pemerintah kabupaten dan warga disepakati pemerintah kabupaten memberikan santunan kepada kedua warga yang menjadi korban.
Sementara itu Eko (32) merupakan warga yang selamat dari kejadian itu mengatakan, bahwa dirinya hanya diajak Toni.
Sementara Toni (22) merupakan warga yang meninggal karena terbakar pada saat penutupan tambang.
Kepala Polres Dharmasraya AKBP Lulu Muh Iwan Mahardan mengatakan berdasarkan pengakuan dari korban Eko, keduanya bekerja secara diam-diam.
“Kedua korban sudah berada di lubang tambang emas di Jorong Durian Simpai, Nagari (Desa Adat) Ampek Koto Dibowuah, Kecamatan IX Koto sejak Minggu malam (25/10) dan bahkan sebelum pihak kepolisian melakukan penertiban,” katanya.
Berdasarkan pengakuan, katanya, Eko sebelumnya bukanlah sebagai pekerja tambang emas yang biasa bekerja di lokasi tersebut, ini juga diakui wali nagari (kepala desa adat) setempat.
“Saat ini Eko masih melakukan perawatan di RUSD Sungai Dareh, dan korban meninggal Toni sudah dimakamkan di rumah duka di Kota Solok,” ujarnya. (Ant/Oleh Junisman)