Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas di dunia, termasuk di Indonesia. Insiden PJK yang tinggi dan membutuhkan tatalaksana serta program pengobatan yang berkelanjutan sehingga berdampak pada kualitas hidup pasien. Sebuah penelitian yang dilakukan tim peneliti Fakultas Keperawatan Universitas Andalas yang bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh faktor gaya hidup terhadap kualitas hidup pasien PJK, termasuk pengetahuan tentang penyakit, penghentian merokok, aktivitas fisik, dan pengaturan pola makan. Studi kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional ini melibatkan 216 pasien PJK yang direkrut di pusat layanan rawat jalan jantung di Sumatera Barat, Indonesia.
Temuan dari penelitian mengemukakan bahwa pengaturan pola makan merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap kualitas hidup pasien PJK (B=1,670, SE=0,341), diikuti oleh penghentian merokok, aktivitas fisik, dan pengetahuan tentang penyakit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaturan pola makan, penghentian merokok, serta aktivitas fisik yang teratur sebagai faktor resiko PJK yang dapat dimodifikasi berperan dalam meningkatkan kualitas hidup pasien PJK.
Temuan penelitian ini memberikan beberapa implikasi klinis yaitu:
- Intervensi gaya hidup yang lebih fokus pada pengaturan pola makan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaturan pola makan merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kualitas hidup pasien PJK. Oleh karena itu program intervensi klinis untuk pasien PJK perlu lebih fokus pada pengaturan pola makan dan dapat menjadi bagian dari strategi rehabilitasi jantung. Edukasi mengenai pentingnya pola makan yang sehat harus ditingkatkan dalam program rehabilitasi dan konsultasi nutrisi sebaiknya menjadi komponen utama.
- Penghentian merokok dan aktivitas fisik sebagai prioritas intervensi
Penghentian merokok dan peningkatan aktivitas fisik juga terbukti memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas hidup pasien PJK. Ini menunjukkan bahwa program intervensi gaya hidup harus terus mendorong penghentian merokok dan mempromosikan aktivitas fisik teratur. Dukungan psikologis dan sumber daya lain untuk membantu pasien berhenti merokok dan tetap aktif secara fisik perlu ditingkatkan.
- Pentingnya edukasi penyakit untuk pasien PJK
Pengetahuan tentang penyakit juga memiliki dampak positif, meskipun tidak sebesar faktor lainnya. Implikasi dari ini adalah bahwa meningkatkan pemahaman pasien mengenai PJK melalui pendidikan kesehatan yang komprehensif dapat membantu mereka lebih sadar akan risiko dan peran mereka dalam pengelolaan penyakit. Edukasi dapat meningkatkan kepatuhan pasien terhadap perubahan gaya hidup yang diperlukan.
Penelitian lebih lanjut serta intervensi klinis yang berfokus pada peningkatan kesadaran pasien PJK mengenai modifikasi gaya hidup perlu diperluas, terutama dengan mempertimbangkan hambatan dan tantangan yang dihadapi pasien selama rehabilitasi jantung. Pentingnya mengeksplorasi lebih lanjut hambatan yang dihadapi pasien selama proses modifikasi gaya hidup, khususnya terkait pengaturan pola makan dan penghentian merokok. Penelitian lanjutan juga bisa fokus pada strategi yang lebih efektif untuk mengatasi tantangan tersebut, serta bagaimana intervensi berbasis komunitas dapat membantu meningkatkan kualitas hidup pasien PJK di berbagai konteks budaya.
Artikel lengkap dapat diakses pada: http://doi.org/10.11591/ijphs.v13i3.24277
Oleh:
Ns.Mulyanti Roberto Muliantino, M.Kep
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas