Tugas dan fungsi Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) masih lemah dalam mengatur air ke sawah-sawah penduduk. Sementara itu, perbaikan saluran irigasi primer dan sekunder di Payakumbuh, masih belum tuntas. Dampaknya, sejumlah areal pertanian dan persawahan di kota ini, mengalami kekeringan. Solusinya terus dilakukan Bidang Pengairan Dinas PU Payakumbuh, melalui berbagai kegiatan.
Di antara kegiatan yang digelar, berupa Pelatihan Pembinaan P3A, selama dua hari, 36-27 September 2013. Pelatihan ini melibatkan 61 peserta berasal dari 61 kelompok P3A yang ada di lima kecamatan kota ini. Kegiatannya berlangsung di Gedung Gambir Fakultas Pertanian milik Unand di Jalan Sudirman Payakumbuh, setelah dibuka Kadis PU Ir. Muswendri Evites.
Kabid Pengairan Dinas PU Payakumbuh Ir. Muslim, di Payakumbuh, Minggu (29/9), menginformasikan, pelatihan dua hari itu, menjelaskan tugas dan tanggung jawab P3A dalam mengelola air di areal persawahan yang menjadi tanggung jawabnya. Nara sumber didatangkan dari Dinas PSDA dan Dinas Pertanian Sumbar, Dinas Pertanian, Dinas PU, dan Kantor Ketahanan Pangan Payakumbuh, serta pemerhati pengairan Payakumbuh F.U. Dt. Tuah nan Basango.
Selain membekali pengurus P3A dengan pengelolaan pertanian, peserta juga dirangsang untuk bertanggung jawab memperbaiki dan membenahi saluran irigasi yang menjadi tanggung jawab P3A. Pemerintah, kata Muslim, secara bertahap akan membantu setiap kelompok P3A dengan anggaran pemeliharaan saluran irigasi tersier.
Tahun anggaran 2013 ini, baru 20 kelompok yang mendapat bantuan dari Balai Pengairan, masing-masing sebesar Rp180 juta. Dengan bantuan itu, P3A tidak perlu lagi menunggu pemerintah, jika ada saluran irigasi yang mengalami kerusakan. Dalam pengeloaan irigasi ini, yang paling penting semangat kegotong-royongan seluruh petani dan P3A dalam memelihara irigasi, sebut Muslim.
