Mohammad Natsir merupakan seorang Negarawan,ulama,Politikus dan pejuang kemerdekaan Indonesia yang lahir di Lembah Gumanti, Alahan Panjang, Kabupaten Solok, Sumatera Barat pada tanggal 17 Juli 1908 dari pasangan Mohammad Idris Sutan Saripado dan Khadijah. beliau memiliki 3 orang saudara kandung yakninya Yukinan, Rubiah, dan Yohanusun. Mohammad Natsir merupakan pendiri sekaligus pemimpin partai politik Masyumi, dan tokoh Islam terkemuka Indonesia. Di dalam negeri, ia pernah menjabat Perdana Menteri Indonesia ke lima, sedangkan di kancah internasional, ia pernah menjabat sebagai presiden Liga Muslim Dunia (World Muslim League) dan ketua Dewan Masjid se-Dunia.
Mohammad Natsir adalah salah satu dari sekian banyak tokoh pembaharuan Islam sekaligus Pendiri Yayasan rumah sakit Islam Yarsi Bukittinggi, dan ketua Yayasan Universitas Muhammad Natsir
Mohammad Natsir bukan hanya politisi handal. Dia adalah seorang pejuang pendidikan yang layak disejajarkan dengan tokoh-tokoh seperti KH Ahmad Dahlan, Ki Hajar Dewantara dan sebagainya. Selain amat concern dengan nasib pendidikan rakyat jelata yang tak punya hak pendidikan di masanya, saat menjadi Perdana Menteri, salah satu prestasinya adalah keputusannya bersama menteri agama, Wahid Hasyim, untuk mewajibkan pelajaran agama di sekolah-sekolah umum. Ketika terhalang aktif di dunia politik pun, Natsir terus menumpukan pada dunia pendidikan melalui Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (DDII).
Mohammad Natsir mempunyai pandangan bahwa kemajuan dan kemunduran pendidikan itu sangat bergantung kepada ada atau tidaknya sifat-sifat dan bibit-bibit kesanggupan dalam satu umat untuk menjadikan mereka layak atau tidak menduduki tempat yang mulia di atas dunia ini. Beliau berpandangan bahwa untuk mewujudkan sifat-sifat kemampuan itu serta dalam rangka meningkatkan sumberdaya manusia umatIslam, harus melalui jalur pendidikan.
Melihat kenyataan yang demikian, Mohammad Natsir mempunyai pemikiran untuk mendirikan Sekolah yang bercorak baru yang memiliki Kurikulum terpadu yakninya menyatukan Pendidikan umum dan Pendidikan Agama. Beliau berpendapat melalui kurikulum terpadu ini pelajar islam atau Generasi islam dimasa yang akan datang tidak hanya memahami dan memecahkan masalah duniawi saja, akan tetapi bisa menjadikan pelajar pelajar islam atau geberasi muda islam menjadi Muslim atau Muslimah yang bertaqwa kepada Allah SWT.Melalui kurikulum terpadu beliau juga ingin menjadikan anak didiknya Intelek yang Ulama dan Ulama yang Intelek. Beliau sangat tegas menolak teori dikotomi ilmu yang memisahkan antara ilmu agama dan ilmu umum, Hal tersebut sesuai dengan pandangan Al Quran tentang manusia. Bahwa manusia adalah makhluk sosial yang memiliki unsur Jasmani dan Rohani, Fisik dan Jiwa yang harus diberi Pendidikan baik itu Pendidikan umum maupun Pendidikan Agama.Maka tujuan pendidikan pendis yang didirikan oleh Mohammad Natsir adalah “ mencari alternatif dari sistem pendidikan kolonial yaitu sistem pendidikan yangmenitik beratkan kepada pembentukan pribadi yang berdaya fikir berkesinambungan dengan hati nuraninya, seimbang daya cipta dan taat tawakalnyakepada Allah subhanahu wata’ala”. Pada tahun 1934 dan tahun-tahun berikutnya beliau mulai mengemukakan gagasannya melalui beberapa tulisan dan ceramah.Hal ini bisa kita baca dengan jelas dalam bukunya Capita Selekta.
Selain di bidang pendidikan beliau juga merupakan seorang pemerhati Islam dan Negara. Mohammad Natsir menjadi pembela utama dalam menyatukan antara agama dan Negara.Bagi Mohammad Natsir dalam suatu Negara tidak hanya ada praktek praktek ibadah akan tetapi harus seimbang antara prinsip umum yang relevan antara Individu dan Masyarakat. Mohammad Natsir tidak menolak Modernisasi, Menurutnya Modernisasi Politik islam merupakan sikap dan pandangan yang berusaha menerapkan ajaran dan nilai nilai kerohanian Islam yang terkandung dalam Al-Quran dan Al-Sunna, yang harus disesuaikan dengan perkembangan perkembangan mutakhir dalam sejarah peradaban Manusia.
Oleh: Riri Agusti
Mahasiswi Universitas M.Natsir
Prodi Administrasi Publik