Payakumbuh, BeritaSumbar.com,-Sosok pria bisu alias biok ini tidak asing bagi warga Kota Payakumbuh. kemana mana saban hari Biok yang bernama asli Palyuri ini selalu jalan kaki. Dan sering membantu warga yang sedang pesta membersihkan piring kotor.
Panggilan biok akrab kepada Palyuri karena pria yang saat ini sudah berusia 81 tahunan tersebut tuna rungu alias bisu. Sifat Palyuri yang ringan tangan membantu masyarakat tersebut selalu mendapat imbalan dari tuan rumah.
Uang yang didapat dari pemberian warga yang dibantu tersebut disimpan Biok setiap hari. Hal ini diketahui saat warga akan membersihkan rumah Palyuri alias Biok.
Warga bersama Lurah Tigo Koto Diate dikagetkan dengan penemuan uang dalam selipan tumpukan kain dan karung. Dengan teliti, uang rupiah tersebut dikumpulkan hingga memenuhi sebuah karung.
Dari informasi yang media dapat di lapangan, Palyuri memiliki 2 Saudara yang kini sudah wafat. Palyuri mengalami kebisuan sejak lahir. Selama ini Palyuri hidup dalam pengawasan sepupu dan ponakannya. Namun Palyuri tinggal sendirian di sebuah rumah papan sederhana, miliknya.
Alkisah, menyikapi postingan salah seorang netizen di media sosial, yang kira-kira berbunyi bahwa ada seorang lansia bisu di Padang Kaduduak yang butuh perhatian pemerintah. Postingan netizen ini akhirnya sampai ke tangan Lurah Tigo Koto Diate, Rusleniyetti. Tampa pikir panjang, wanita energik ini turun ke lapangan.
Memang benar, di RT II / RW III, Lurah yang hadir bersama perangkat, siang itu mendapati sebuah rumah sederhana milik Palyuri. Setelah berkoordinasi dengan keluarga Palyuri, Lurah pun mencoba memanggil Palyuri. Warga mencoba membuka pintu, namun kesulitan. Pintu terbuka sekira 13 cm, Lurah bersama warga mencoba masuk meski dengan gaya menyamping.
Alangkah kagetnya Lurah yang akrab disapa Yet. Ternyata pintu terhalang tumpukan kain yang sudah meloteng di belakang pintu masuk rumah Palyuri. Setelah berkoordinasi dengan sulit, agar bisa meyakinkan Palyuri. Tumpukan kain tersebut akhirnya dikeluarkan bersama-sama.
Namun, Lurah dan warga bertambah kaget. Setiap kain yang dikeluarkan ternyata terselip sejumlah uang di sakunya. Demikian juga di tumpukan karung, juga terselip sejumlah uang rupiahan. Penemuan sejumlah uang tersebut ikut disaksikan Bhabinkantibmas Brigadir Riko yang bertugas di kelurahan ini.
Setiap uang yang ditemukan akhirnya dikumpulkan dalam sebuah karung bersih. Tak terlewat semua benda yang dikeluarkan dari rumah Palyuri disaksikan pihak keluarganya.
Dari informasi Lurah Yet, bahwa ada bu Zainab (sepupu Palyuri) dan keponakan yang menyaksikan kegiatan pembersihan rumah sederhana milik Palyuri, tersebut.
“Kami kaget, kenapa Biok patuh dengan Bu Lurah. Kalau dengan Kami, Biok selalu curiga. Akibat tidak mau ditemui, akhirnya rumah Biok seperti ini. Dulu Biok pernah mengalami insiden yang membuatnya mesti dirawat di Bukittinggi. Kondisi itu membuat Kami khawatir. Alhamdulillah, kini beliau masih selamat. Mungkinkah kondisi ini yang membuat Biok trauma. Rumah Biok yang berdinding triplek juga sudah rapuh. Semoga dengan pertemuan kita saat ini, bisa membuat Biok semakin bersemangat,”cerita Bu Zainab.
Selain rajin berusaha dan menolong warga, biok juga dikenal rajin beribadah. Dikarenakan rumah Biok tidak memiliki sumber air dan WC, membuatnya kerap mandi di sebuah pemandian di seputaran kelurahan Napar.
“Dikabarkan pemandian itu sudah ditutup, membuat Biok jarang mandi. Sebelum shalat Jumat di mesjid Muhammadiyah biasanya Biok mandi dulu. Akibat jarang mandi, badan Biok mulai berbau. Hal ini yang membuat Biok jarang ke mesjid. Untuk ini, Kita sudah koordinasi dengan Camat dan Dirut PDAM, insyaallah dalam waktu dekat jaringan PDAM akan dipasang di rumah Biok. Selain itu dinding rumah Biok juga sudah Kita ganti,”terang Lurah Yet, kamis (18/02).
Diterangkan Yet, bahwa pemerintah telah memperhatikan kondisi Biok. Dirinya adalah penerima bantuan dari Kemensos, kok. Karena tertutup, jangan kan Kami pihak keluarga saja susah mendekati beliau. Bersyukur kita, sekarang sudah mau dan paham.
“Saat ini saya dapat challenge dari Bu Camat untuk menuntaskan masalah Palyuri. Insyaallah kita tindaklanjuti. Tumpukan kain Kita masukkan londri dan segera Kita susun dalam lemari. Sehingga rumahnya nyaman, “imbuhnya.
“Dari pagi sampai sore, berberes di rumah Pak Palyuri, MasyaAllah tenyata tak diduga setelah mengusai tumpukan, dikumpulkan satu-persatu. Akhirnya kita mengumpulkan Satu Karung uang. Dan Rabu(17/02), Demi keamanan uang yang terkumpul dalam karung ini, atas persetujuan keluarga dan Bhabinkantibmas, Kita sudah buatkan sebuah rekening di Bank Nagari untuk Palyuri. Uang dalam karung dengan berbagai nominal, mulai dari pecahan Rp500 hingga Rp100 ribu, Kita setor ke Bank Nagari menggunakan bentor. Maklum berat,”beber Lurah Yet.
Pihak kelurahan didampingi keluarga mencoba menghitung uang yang ada dalam karung tersebut.
“Alhamdulillah dari pagi sampai sore ngitung uang Biok alias Palyuri di Kantin Isbanda Bank Nagari Payakumbuh. Sebanyak 8 orang Kita libatkan menghitung pecahan rupiah milik Biok. Syukur hari ini baru bisa terhitung sejumlah Rp 35juta, bukan nilai sedikit dalam pelayanan. Sisanya dilanjutkan. Kita akan tuntaskan,”pungkas Yet.(*/ul)