Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Balaikota Payakumbuh, kian dipercaya anggotanya. Sepanjang 2015, KPRI beranggotakan 356 orang itu, mengucurkan pinjaman total, Rp2.844.440.000, kepada 141 anggota. Per 31 Desember 2015, KPRI Balaikota sudah punya kekayaan Rp4.168.110.312,66. Naik Rp107.629.879 dibanding modal tahun sebelumnya yang berjumlah Rp4.060.480.433.
Dalam rapat anggota tahunan (RAT) di aula Gambir Fakultas Pertanian Unand Payakumbuh, Rabu (17/2), semua anggota menerima laporan pertanggungjawaban keuangan koperasi. Anggota menilai, kenaikan modal dan sisa hasil usaha (SHU) cukup menjanjikan untuk kemajuan koperasi ke depan, sebut Ellya Harni, salah seorang anggota.
Ketua KPRI Balaikota Payakumbuh, Indra Syofyan, MM, didampingi bendahara koperasi Nora Herlinda, menginformasikan, usai rapat anggota tahunan, SHU yang diperoleh KPRI Balaikota, pada tahun buku 2015, tercatat Rp310.551.863, naik cukup signifikan, Rp27.058.308, dibanding SHU 2014 yang berjumlah Rp283.493.555.
Kenaikan modal usaha dan SHU koperasi, menurut Ketua KPRI Indra Syofyan, tak lepas dari keseriusan pengurus dan pengawasan ketat badan pemeriksa. Sementara itu, kesadaran anggota dalam mencicil kewajiban pinjaman makin membaik. “Kita pengurus selalu berkoordinasi dengan BP, mencari solusi terhadap kendala operasional,” katanya.
Keuntungan yang diperoleh, selain dari jasa pinjaman anggota, juga dipetik dari hasil usaha waserda (Kop Mart milik KPRI Balaikota), serta jasa giro bank, jasa rekening PDAM dan penyertaan modal pada PKP-RI Sumatera Barat. Sementara itu, KPRI juga peroleh SHU dari jasa sewa 4 petak toko milik KPRI di Pasar Ibuah Payakumbuh.
Dikatakan, dari kekayaan KPRI Balaikota Rp4.168.110.312,66 itu, tercatat pada piutang anggota sebesar Rp3.359.861.549,70. Sedangkan, sisanya merupakan aset tidak bergerak lainnya, seperti kantor, waserda, 4 petak toko dan iventaris lainnya serta penyertaan modal pada PKP-RI Sumbar yang kian meningkat, dana cadangan plus dana pendidikan.
Menurut Indra, pada tahun buku 2016 ini, pihaknya mentargetkan SHU lebih kurang Rp350 juta. “Dengan pola pemberian pinjaman yang lebih besar dan pelayanan waserda lebih baik, target dimaksud akan dapat diwujudkan,” kata Indra.