Dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR, Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said buka-bukaan terkait tekanan politik ke PT Pertamina (Persero) selama ini. Bahkan lingkungan di Pertamina sendiri, masih ada tekanan kepada Direksi Pertamina.
“Ini diskusi terbuka, silakan mau dikutip media. Banyak sekali intervensi dan tekanan politik ke Pertamina. Soal SPBU yang menyangkut masyarakat, orang politik itu masih tepuk tangan, masih mendukung. Tapi soal pembenahan kilang masih dukung, tapi kalau sudah masuk sektor SDM treatment-nya berbeda, muncul, dan banyak intervensi,” ujar Sudirman Said, dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta beberapa waktu lalu
Sudirman melanjutkan, bila membahas soal impor minyak, ada sebagian orang politik dan orang di Pertamina yang merasa terancam posisinya. Apalagi direksi baru sedang melakukan sejumlah pembenahan.
“Kita bicarakan supply change, ekspor-impor, dirutnya langsung diganti, dan yang minta menggantinya adalah ‘atasannya atasan’ Pak Dirut. Artinya Pertamina tidak pernah diberikan kesempatan fair untuk membenahi diri sebagai real corporation,” ucapnya.
Belum sampai di situ, Sudirman mengatakan, saat ini direksi baru di Pertamina sedang berbenah diri membenahi BUMN ini. Tekanan yang dihadapi direksi luar biasa kencang. Karena itu, di masa lalu, jabatan Dirut Pertamina biasa hanya bertahan dalam hitungan bulan.
“Di masa lalu (jabatan Dirut) hanya 3 bulan, 9 bulan, 10 bulan dijatuhkan (dilengserkan), kadang-kadang yang menjatuhkan adalah sekelilingnya. Kalau pimpinan politik tidak memberikan proteksi yang baik, hanya masalah waktu saja mereka (Direksi Pertamina) akan bubar, dan kita akan kembali pada praktik-praktik yang selama ini kita perangi,” tambah Sudirman. (Detik)