26 C
Padang
Selasa, Oktober 15, 2024
spot_imgspot_img
Beritasumbar.com

Mengenal Lebih Dalam Penyakit dan Pencegahan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
M

Kategori -
- Advertisement -

Oleh: Ns.Yuanita Ananda, S.Kep., M.Kep
Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

Menurut WHO, ISPA adalah penyakit menular dari saluran pernapasan atas atau bawah yang dapat menimbulkan berbagai spektrum penyakit berkisar dari infeksi ringan sampai penyakit yang parah dan mematikan, tergantung pada patogen penyebabnya, faktor penjamu dan faktor lingkungan. Penyakit ISPA adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular di dunia. Penyakit ISPA juga penyebab utama kematian terbesar ketiga di dunia dan pembunuh utama di Negara berpenghasilan rendah dan menengah. Kematian akibat penyakit ISPA sepuluh sampai lima puluh kali di Negara berkembang dari pada Negara maju.

ISPA termasuk golongan Air Borne Disease yang penularan penyakitnya melalui udara. Patogen yang masuk dan menginfeksi saluran pernafasan dan menyebabkan inflamasi (Lubis Ira, dkk.2019). ISPA dapat disebabkan oleh berbagai macam organisme, namun yang terbanyak adalah infeksi yang disebabkan oleh virus dan bakteri. Virus merupakan penyebab terbanyak infeksi saluran nafas atas akut (ISPA) seperti rhinitis, sinusitis, faringitis, tonsilitis, dan laringitis. Hampir 90% dari infeksi tersebut disebabkan oleh virus dan hanya sebagian disebabkan oleh bakteri

Pada balita Penyakit ISPA dapat disebabkan oleh berbagai penyebab seperti bakteri, virus, jamur dan aspirasi. Bakteri penyebab ISPA antara lain adalah Diplococcus Pneumoniea, Pneumococcus, Strepococus Pyogenes Staphylococcus Aureus, Haemophilus Influenza, dan lain-lain. Virus penyebab ISPA antara lain adalah Influenza, Adenovirus, Sitomegagalovirus. Jamur penyebab ISPA antara lain Aspergilus Sp, Gandida Albicans Histoplasm, dan lain-lain. Penyakit ISPA selain disebabkan oleh bakteri, virus dan jamur juga disebabkan oleh aspirasi seperti makanan, asap kendaraan bermotor, bahan bakar minyak, cairan amnion pada saat lahir, benda asing (biji-bijian) mainan plastic kecil, dan lain-lain

Gejala ringan ISPA yaitu batuk. serak, yaitu anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara (pada waktu berbicara atau menangis), pilek, yaitu mengeluarkan lendir atau ingus dari hidung, panas atau demam, suhu badan lebih dari 37°C. Gejala berat ISPA yaitu bibir atau kulit membiru, anak tidak sadar atau kesadaran menurun, pernapasan berbunyi seperti mengorok dan anak tampak gelisah, sela iga tetarik ke dalam pada waktu bernafas, nadi cepat lebih dari 160 kali per menit atau tidak teraba, tenggorokan berwarna merah.

Perawatan ISPA di rumah ada beberapa hal yang dapat dilakukan seorang ibu untuk mengatasi anaknya yang menderita ISPA yaitu dengan cara :

 a.  Mengatasi panas (demam) Untuk anak usia dua bulan sampai lima tahun, demam dapat diatasi dengan memberikan parasetamol atau dengan kompres, bayi di bawah dua bulan dengan demam harus segera dirujuk. Parasetamol diberikan sehari empat kali setiap enam jam untuk waktu dua hari. Cara pemberiannya, tablet dibagi sesuai dengan dosisnya, kemudian digerus dan diminumkan. Memberikan kompres, dengan menggunakan kain bersih dengan cara kain dicelupkan pada air (tidak perlu di tambah air es).

b.  Mengatasi batuk Dianjurkan untuk memberikan obat batuk yang aman misalnya ramuan tradisional yaitu jeruk nipis setengah sendok teh dicampur dengan kecap atau madu setengah sendok teh dan diberikan tiga kali sehari.

c.  Pemberian makanan Dianjurkan memberikan makanan yang cukup gizi, sedikit-sedikit tetapi berulang-ulang yaitu lebih sering dari biasanya, lebih-lebih jika terjadi muntah. Pemberian ASI pada bayi yang menyusu tetap diteruskan.

d.  Pemberian minuman Diusahakan memberikan cairan (air putih, air buah dan sebagainya) lebih banyak dari biasanya. Hal ini akan membantu mengencerkan dahak, selain itu kekurangan cairan akan menambah parah sakit yang diderita.

Pencegahan penyakit ISPAada empat yaitu menjaga keadaan gizi agar tetap baik, melakukan immunisasi, menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan, mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA

- Advertisement -
- Advertisement -

BERITA PILIHAN

- Advertisement -
- Advertisement -

Tulisan Terkait

- Advertisement -spot_img