Oleh: Intan Puspitasari
Jurusan : Manajemen, Fakultas ekonomi dan manajemen, IPB University
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah bisnis yang dijalankan oleh individu, rumah tangga, atau badan usaha dengan skala kecil yang berperan penting dalam perekonomian Indonesia (Shaid & Idris 2023). UMKM saat ini memegang peranan yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia. Menurut data terbaru, UMKM menyumbang sekitar 99% dari total unit usaha yang ada di Indonesia, sehingga menjadikannya sebagai sektor yang dominan dan penggerak utama dalam ekonomi negara. Keberadaan UMKM tidak hanya menciptakan lapangan pekerjaan, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan sesuai dengan pilar SDGs poin ke 8 yang berfokus pada “Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi” serta SDGs Poin ke 1 yaitu “Tanpa Kemiskinan” dimana melalui pemberdayaan ekonomi lokal, UMKM memberikan peluang bagi masyarakat, terutama di daerah-daerah terpencil, untuk meningkatkan pendapatan dan kualitas hidup mereka.
Pada era digital yang terus berkembang, teknologi telah memberikan dampak besar pada berbagai sektor, termasuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Mengingat semakin banyaknya masyarakat Indonesia yang terhubung dengan internet, hal ini turut mempengaruhi berbagai sektor, seperti ekonomi, pendidikan, dan sosial. Berdasarkan data We Are Social pada tahun 2024, lebih dari 221 juta penduduk Indonesia telah menggunakan internet, dimana mencakup sekitar 79,5% dari total populasi negara ini. Peningkatan akses internet ini membuka peluang besar bagi sektor UMKM, terutama dalam hal pemasaran digital (Annur CM, 2024).
Desa Benteng merupakan salah satu wilayah yang ada di Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor Jawa Barat. Disana terdapat beberapa UMKM seperti UMKM Keripik Ayumi, Ayam Geprek Bujangan dan Kue Basah Bu Yati yang memiliki potensi besar namun belum sepenuhnya memanfaatkan perkembangan teknologi digital terutama dalam hal pemasaran produk. Meskipun akses internet semakin mudah dijangkau, sebagian besar UMKM di Desa Benteng masih bergantung pada metode pemasaran tradisional yang terbatas.
Hal tersebut terlihat dari hasil pengamatan awal, di mana para pelaku UMKM di desa ini belum sepenuhnya memanfaatkan digitalisasi dalam pemasaran. Beberapa UMKM bahkan tidak memiliki akun media sosial atau toko di platform e-commerce, yang seharusnya dapat memperluas jangkauan pasar mereka. Oleh karena itu, diperlukan pelatihan dan pendampingan pada ketiga UMKM tersebut untuk mengoptimalkan pemanfaatan teknologi digital, seperti pemasaran melalui media sosial dan e-commerce yang direalisasikan dalam program Capstone Manajemen Proyek Berkelanjutan yang dilakukan oleh Mahasiswa Manajemen IPB, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB University. Dalam kegiatan ini, mahasiswa Manajemen IPB mengembangkan sebuah program bernama PERMATA, yaitu “Pengembangan UMKM melalui Pemasaran Digital Terpadu”
Program PERMATA menjadi salah satu solusi untuk mengatasi tantangan tersebut dengan menyediakan pelatihan dan dukungan yang diperlukan. Melalui program ini, UMKM mendapatkan pelatihan tentang pemasaran digital, pengembangan branding, dan perbaikan kemasan produk. Selain itu, UMKM juga dibantu dalam memperoleh sertifikasi yang relevan untuk meningkatkan kredibilitas produk mereka sebagai upaya dalam pemberdayaan UMKM.
Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Agustus hingga Desember 2024, dimana pelatihan dimulai dengan pengenalan dasar mengenai pemasaran digital dan pentingnya keberadaan UMKM di dunia digital. Mahasiswa IPB menjelaskan berbagai platform yang dapat digunakan untuk promosi produk secara online dan mereka juga mengajarkan teknik-teknik dasar dalam membuat konten menarik yang dapat menarik perhatian konsumen, seperti foto produk yang profesional, penulisan caption yang menarik, serta pembuatan video promosi. Untuk mendukung pemasaran online, para UMKM juga diberikan pendampingan dalam menciptakan identitas merek agar produk mereka lebih mudah dikenali dan memiliki daya tarik yang kuat di pasar digital. Pendampingan ini mencakup langkah-langkah dalam merancang logo dan membuat label kemasan.
Selain itu, dalam program ini mahasiswa IPB memberikan panduan tentang cara membuat akun pemasaran di platform seperti Instagram, wa, tiktok, hingga shopee serta bagaimana mengoptimalkan fitur-fitur yang ada. Kemudian selama menjalankan kegiatan, mahasiswa IPB juga melakukan pendampingan secara praktis. Mereka membantu pelaku UMKM di Desa Benteng untuk langsung mengimplementasikan apa yang telah dipelajari dalam pelatihan. Setiap peserta diberikan kesempatan untuk mengunggah produk mereka ke media sosial dan mahasiswa juga membantu dalam pembuatan desain grafis untuk postingan dan banner baik secara digital maupun cetak, yang membuat tampilan produk menjadi lebih menarik dan profesional.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan UMKM di Desa Benteng dan memperkuat perekonomian lokal. Sehingga, pelaku UMKM di Desa Benteng dapat mengembangkan usaha mereka dengan lebih baik, menciptakan lapangan kerja, dan pada akhirnya berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat yang sejalan dengan SDGs Poin ke 8 mengenai “Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi” serta SDGs poin ke 1 yaitu ‘Tanpa Kemiskinan’ karena masyarakat akan merasakan peningkatan dalam pendapatan mereka.
Referensi:
Annur CM. 2024. Ada 185 Juta Pengguna Internet di Indonesia pada Januari 2024. Tersedia pada. https://databoks.katadata.co.id/teknologi-telekomunikasi/statistik/de7b25bfae5971c/ada-185-juta-pengguna-internet-di-indonesia-pada-januari-2024
Shaid & Idris.2023. Pengertian UMKM, Kriteria & Contohnya. Tersedia pada https://money.kompas.com/read/2022/01/19/051518426/pengertian-umkm-kriteria-ciri-dan-contohnya?page=all