Terminal Pasa Kabau di Kelurahan Labuh Baru, Kecamatan Payakumbuh Utara, diperuntukkan oleh pemko untuk menaikkan dan menurunkan penumpang buat angkutan pedesaan. Di tahun-tahun 80 sampai 90-an, dan awal tahun 2000-an, fungsi terminal ini sangat membantu denyut ekonomi warga. Puluhan angkutan pedesaan ngetem di terminal ini.
Hanya saja, sejak sepuluh tahun terakhir, terminal ini hanya tinggal nama. Kegiatan menaikan dan menurunkan penumpang tak ada lagi. Puluhan kios, menjual berbagai makanan spesifik dan warung kopi juga tutup. Seiring dengan itu, warga tak dapat berharap lagi menambah pendapatan mereka di kawasan terminal.
Ketika Tim Safari Ramadhan (TSR) Kelompok VIII dipimpin Sekdako H. Benni Warlis diwakili Kepala BPS H. Ajri Fanzain, berkunjung ke Masjid Baitul Mukmin Labuh Baru, Kamis (25/6), keberadaan terminal tersebut dipertanyakan warga setempat. “Jika memang tidak akan dimanfaatkan lagi, seyogianya kawasan terminal itu dirobah menjadi RTH (ruang terbuka hijau) atau fasilitas umum lainnya yang lebih representatif. Alih-alih, juga dapat dibangun prasarana olahraga seperti lapangan futsal, yang memberikan tambahan pendapatan bagi daerah.
Demikian disampaikan seorang tokoh masyarakat setempat, H.Irwandi, agar aspirasinya itu menjadi pertimbangan bagi pemko ke depan. Di bagian lain, jemaah juga menyampaikan, kenapa pemko gagal membangun jembatan kerangka beton di lingkungan Labuh Baru, dari pinggir Sungai Batang Agam menuju SDN 04 Labuh Baru.
Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Adrian, M.Si, yang ada dalam rombongan TSR, menyambut baik keinginan warga setempat untuk mengalih fungsikan keberadaan terminal Pasa Kabau itu. Adrian membenarkan, akibat pertumbuhan kendaraan pribadi dan ojek sebagai sarana transportasi, membuat peran angkutan pedesaan makin terpinggirkan. Sehingga, jumlah angpedes yang akan ngetem di terminal makin berkurang jumlahnya.
“Kita menyambut baik keinginan warga Labuh Baru, untuk mengalih fungsikan keberadaan terminal. Asprasi ini akan disampaikan kepada pimpinan daerah dan DPRD. Mudah-mudahan menjadi kenyataan,” sebut Adrian.
Terhadap jembatan, katanya, Pemko Payakumbuh tengah membuat program pembangunan jalan alteri di kedua sisi Sungai Batang Agam dari Kelurahan Balai Panjang di Payakumbuh Selatan sampai ke batas kota lanjutdi Kotopanjang Payobasung. Program ini sudah disetujui pemerintah pusat. “Bersamaan dengan program itu, tentu akan berlanjut dengan jembatan yang diinginkan warga,” tegas Adrian.
Selain dialog, TSR juga memaba penceramah agama untuk menyampaikan tausyiah yang disampaikan Buya Yahya. Diakhir acara TSR menyerahkan bantuan Pemko kepada pengurus Masjid Baitul Mukmin berupa 3 gulung tikar dan uang sejumlah Rp.500 ribu.